Peningkatan Industri Tekstil di Indonesia Hingga Oktober Tertekan oleh Impor

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengungkapkan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) untuk Oktober 2025. Febri Hendri Antoni Arief, juru bicara Kemenperin, menuturkan bahwa nilai IKI pada bulan ini mencapai 53,50, menunjukkan kenaikan 0,48 poin jika dibandingkan dengan angka September 2025 yang sebesar 53,02. Selain itu, perbandingan tahunan juga menunjukkan peningkatan sebesar 0,75 poin dari Oktober 2024, yang hanya mencapai 52,75.

Dalam analisis terhadap 23 subsektor industri pengolahan, tercatat 22 subsektor mengalami perkembangan positif, sedangkan satu subsektor lainnya mengalami kontraksi. Dua subsektor dengan skor IKI tertinggi adalah industri pengolahan tembakau dan industri kertas serta produk kertas. Sementara itu, industri tekstil adalah subsektor yang mengalami penurunan.

Rizky Aditya Wijaya, Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin, menjelaskan beberapa faktor pengaruh terhadap kontraksi di sektor tekstil. Pertama, adanya kenaikan harga jual produk yang menyebabkan penurunan pemesanan dari pasar domestik. Kedua, terjadi peningkatan biaya bahan baku akibat pelemahan nilai rupiah, yang menambah beban biaya produksi bagi pengusaha. Ketiga, kondisi global yang tidak menentu saat ini menyebabkan penurunan permintaan ekspor. Keempat, faktor musiman seperti perubahan musim mempengaruhi tren fashion, yang berdampak pada industri tekstil sebagai bahan baku garmen.

Meskipun demikian, Rizky tidak menyangkal adanya peningkatan impor bahan tekstil, meski ia menolak istilah “banjir impor”. Ia menjelaskan bahwa impor tidak melebihi jumlah ekspor yang dilakukan oleh industri tekstil dalam negeri. Peningkatan impor ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi industri penggunanya.

Dalam detail, variabel pesanan baru IKI pada Oktober 2025 meningkat 1,45 poin hingga 55,25, sedangkan variabel persediaan produk naik 0,66 poin hingga 56,52. Namun, variabel produksi masih dalam kondisi kontraksi dan melambat sebesar 1,28 poin hingga 48,57. Sementara itu, IKI ekspor pada Oktober 2025 mencapai 54,35, naik 0,36 poin dari September 2025, dan IKI domestik naik 0,42 poin dari September hingga 52,34.

Kondisi kebanyakan kegiatan usaha pada Oktober 2025 menunjukkan peningkatan ketika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hingga 77,9% responden melaporkan kondisi usaha mereka membaik atau stabil. Persentase industri yang melaporkan peningkatan kondisi usaha mencapai 31,4%, naik 0,4% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, 46,5% responden menyatakan kondisi usahanya stabil, dan hanya 22,2% yang merasakan penurunan, turun 0,2% dari periode sebelumnya.

Optimisme pelaku usaha terhadap kondisi bisnis 6 bulan ke depan semakin terbangkit. Tren ini menunjukkan peningkatan selama empat bulan terakhir, mencapai 70,5%, naik 0,9% dari bulan sebelumnya. Sebanyak 24,1% pelaku usaha merasa kondisi usahanya akan stabil dalam jangka waktu tersebut, menurun sedikit 0,2% dibanding bulan sebelumnya. Persentase pesimisme menurun menjadi 5,4%, turun 0,7% dari periode sebelumnya.

Berdasarkan data ini, industri nasional menunjukkan tanda-tanda kebaikan meskipun masih ada tantangan tertentu. Perkembangan positif dalam beberapa subsektor dan optimisme pelaku usaha dapat menjadi bekal untuk menghadapi tantangan di masa depan. Pertumbuhan industri tidak hanya bergantung pada faktor domestik tetapi juga terpengaruh oleh dinamika global yang komplex. Langkah-langkah strategis dalam menanggapi perubahan pasar dan tren global akan menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan industri di masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan