Penggerebekan Geng Narkoba di Brasil Menyisakan Banyak Korban Tewas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, sangat terkejut dengan banyaknya korban jiwa akibat operasi besar-besaran polisi terhadap geng narkoba di Rio de Janeiro. Aksi tersebut dianggap sebagai operasi paling darah dalam sejarah kota ini. Menteri Kehakiman, Ricardo Lewandowski, mengungkapkan keprihatinan presiden terhadap kejadian fatal ini, yang terjadi tanpa sepengetahuan pemerintah pusat.

Data resmi menunjukkan bahwa setidaknya 132 orang meninggal dalam aksi tersebut, dengan 119 di antaranya tewas, termasuk 115 anggota geng dan empat petugas keamanan. Pelaku operasi ini teori bahwa mereka hanya menghadapi ‘narkoteroris’, tetapi warga dan aktivis menyuarakan keprihatinan tentang penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Kelompok Comando Vermelho, yang diketahui menggunakan taktik militan seperti pengeboman dari pesawat tanpa awak, telah menguasai banyak wilayah di Rio. Warga melaporkan penemuan puluhan jenazah di pinggiran hutan, dengan beberapa korban mengalami cedera ekstrem. Satu pernyataan dari warga menyebut operasi ini sebagai “pembantaian” bukan aksi kepolisian.

Selama operasi, polisi didukung oleh kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone, sementara geng menggunakan bus untuk memblokade jalan dan drone bersenjata untuk menyerang. Pertempuran sengit terjadi antara polisi dan anggota geng, meninggalkan jalanan favela berantakan.

Gubernur Claudio Castro memuji operasi tersebut sebagai keberhasilan dalam menghentikan ‘narkoterorisme’, tetapi warga yang marah menuduh polisi melakukan pembunuhan massal. Aktivis Raull Santiago mendeskripsikan banyak korban ditembak dari belakang, tidak sesuai dengan tujuan keselamatan publik.

Penyelidik independen melaporkan beberapa jenazah ditemukan dengan luka bakar dan tanda-tanda pembunuhan berdarah dingin. PBB melalui Sekretaris Jendral Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan dan meminta investigasi segera.

Masih ada keraguan apakah operasi tersebut benar-benar berhasil menghancurkan geng atau hanya memperparah kekerasan di komunitas. Warga dan aktivis menuntut keterbukaan dan akuntabilitas dari pihak berwenang.

Presiden Lula harus menanggapi dengan bijaksana, karena masalah ini mempengaruhi citra pemerintahnya dalam menangani kriminalitas. Operasi ini juga mengungkap kerentanan sistem keamanan Rio yang sudah lama didera oleh kekerasan struktural dan keterlibatan negara dalam penanganan konflik.

Krisis ini mengingatkan kita bahwa perjuangan melawan narkoba tirelah kompleks. Pendekatan yang hanya berfokus pada kekerasan kadang justru memperdalam permasalahan. Solusi jangka panjang mungkin tergantung pada reformasi sosial dan keamanan yang lebih holistik, bukan hanya operasi militeris.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan