Putra Mahkota Arab Saudi Mendakwa Serangan Israel di Qatar sebagai Aksi Kriminal

Putra mahkota dari Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, telah menyampaikan penolakan keras terhadap serangan yang diserang Israel kepada Qatar. Dalam pernyataannya, MBS menggambarkan serangan itu sebagai tindakan kriminal. Berdasarkan laporan Al Arabiya pada Rabu (10/9/2025), ucapan kekecewaannya ini disampaikan saat MBS berbicara melalui telepon dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, pada hari sebelumnya, Selasa (9/9) waktu setempat.

Sekitar itu, militer Israel telah mengkonfirmasi melancarkan serangan udara yang menargetkan para pejabat senior kelompok Hamas di Doha, ibu kota Qatar, pada hari yang sama. Pengumuman resmi dari kantor berita Saudi Press Agency (SPA) menyiratkan bahwa MBS mengungkapkan dukungan penuh Arab Saudi kepada Qatar, sementara mengutuk serangan Israel sebagai pelanggaran serius terhadap hukum dan norma internasional. MBS juga menyatakan bahwa kerajaan telah memobilisasi semua sumber daya mereka untuk mendukung Qatar dalam upaya menjaga keamanan dan kedaulatannya.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga telah mengungkapkan kecaman terhadap aksi Israel. Otoritas Qatar, di sisi lain, menegaskan bahwa serangan udara tersebut mengetahui gedung-gedung perumahan di Doha yang menjadi tempat pengungsian beberapa anggota biro politik Hamas.

Sampai saat ini, belum ada laporan resmi dari pihak berwenang Qatar mengenai jumlah korban atau kerusakan akibat serangan tersebut. Meskipun begitu, Suhail al-Hindi, seorang pejabat senior Hamas, telah mengonfirmasi kematian Khalil al-Hayya, putra dan negosiator utama Hamas, akibat serangan tersebut. Namun, al-Hindi juga menjamin bahwa pemimpin senior Hamas lainnya telah selamat. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah pernyataan, mempertanggungjawabkan serangan tersebut sebagai operasi independen yang dilakukan oleh Israel. “Tindakan hari ini terhadap para pemimpin Hamas adalah operasi yang sepenuhnya independen oleh Israel,” ujar Netanyahu dalam unggahan media sosial, seperti dilansir Al Jazeera.

Serangan Israel ini menuai berbagai kritik dari negara Barat, termasuk Inggris dan Prancis. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini, meskipun Tel Aviv telah memberitahu Washington sebelumnya tentang rencana serangan ke Doha.

Para pengamat politik internasional menanggapi bahwa tindakan Israel ini memiliki potensi untuk menambah ketegangan di Timur Tengah. Dengan adanya ikut campur negara Barat dalam keputusan diplomatik, situasi ini dapat berdampak pada stabilitas regional. Menurut analisis terkini, serangan terhadap kediaman anggota Hamas di Qatar tidak hanya mengancam keamanan Qatar, tetapi juga bisa memicu reaksi balasan dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah Arab Saudi dan kelompok-kelompok bersenjata lain di beberapa negara.

Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat internasional untuk mengevaluasi bagaimana tindakan serupa dapat dihindari di masa depan. Menghindari eskalasi konflik dengan mendorong dialog dan perundingan damai menjadi prioritas utama. Setiap tindakan ketegangan yang tidak terkontrol hanya akan memperparah situasi dan mengancam stabilitas global.

Baca juga Berita lainnya di News Page