Efektivitas Sistem Sanitasi Ketat SPPG Polri dalam Mencegah Keracunan MBG pada Siswa

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri telah menerapkan sistem sanitasi yang sangat ketat untuk memastikan keamanan dan kebersihan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Proses pencucian peralatan masak dan food tray dilakukan secara menyeluruh, mulai dari menghilangkan sisa makanan hingga memanaskan peralatan di oven. Kepala SPPG Polri Pejateng, M Iqbal Salim, menjelaskan bahwa setelah sisa makanan dipisahkan, peralatan dibawa ke tempat cuci yang dilengkapi dengan tiga keran air. Keran pertama digunakan untuk membersihkan dengan air panas dan sabun untuk meleburkan sisa lemak dan minyak. Kemudian, peralatan dipindah ke keran kedua untuk disikat dan dibersihkan dari sisa sabun, sebelum akhirnya dilewati di keran ketiga dengan air mengalir untuk pembersihan lebih lanjut tanpa sabun.

Setelah melalui tahap pencucian ini, peralatan dikeringkan menggunakan oven, yang tidak hanya bertujuan mengeringkan tetapi juga untuk membunuh bakteri yang mungkin tersisa. Iqbal menambahkan bahwa kontrol sanitasi di SPPG Polri dilakukan secara berkala bersama Dinas Kesehatan untuk memastikan standar kebersihan tetap terpenuhi. Inspeksi terbaru telah dilakukan untuk mengevaluasi kualitas kebersihan di MBG, dengan hasil yang memuaskan.

SPPG Polri juga telah melalui beberapa asesmen untuk mendapatkan sertifikat higiene dan halal, termasuk sertifikat ISO 2018, HCCP, GMP, dan BRC. Selain itu, mereka memastikan bahwa semua bahan makanan disimpan dengan baik, dipisahkan berdasarkan jenis (basah, kering, atau bumbu). SPPG Polri Pejaten telah beroperasi sejak Maret 2025 dan setiap hari menyediakan sekitar 3.400 porsi makanan, yang disebarkan ke 10 sekolah.

Meskipun jumlah porsi masih dalam rentang yang ditetapkan (3.000 hingga 4.000 porsi), Iqbal menjelaskan bahwa SPPG masih terus melakukan pembenahan sebelum menambah jumlah penerima. Anggota Bidang Pengawasan Gizi dan Makanan Gugus Tugas MBG Mabes Polri, drg Tetty Seppriyanti, menambahkan bahwa sumber keracunan makanan seringkali disebabkan oleh ompreng yang tidak bersih atau air sumur yang mengandung mikroba berbahaya seperti E. coli. Untuk mengatasi hal ini, SPPG Polri Pejaten menggunakan air galon untuk memasak dan memastikan air yang digunakan untuk mencuci peralatan disaring setiap hari.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memuji upaya SPPG Polri dalam menjaga mutu menu MBG. Menurutnya, seluruh SPPG akan dilengkapi dengan alat rapid test sebelum makanan diedarkan ke siswa. Instruksi dari presiden juga menyatakan bahwa semua dapur SPPG akan mengikuti praktik ini untuk memastikan keamanan makanan.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa implementasi sistem sanitasi yang ketat seperti yang dilakukan SPPG Polri dapat mengurangi risiko keracunan makanan hingga 70%. Studi dari Lembaga Kesehatan Dunia juga memperkuat bahwa pemanfaatan air bersih dan alat rapid test dapat menurunkan kasus penyakit makanan yang disebabkan oleh bakteri E. coli.

Analisis unik dan simplifikasi: Pentingnya sistem sanitasi yang ketat dalam program MBG tidak hanya untuk memenuhi standar higiene, tetapi juga untuk menjaga kesehatan anak sekolah. Dengan menggunakan air galon dan mendapatkan sertifikat halal, SPPG Polri menunjukkan komitmennya dalam memberikan makanan yang aman dan bergizi.

Kesimpulan: Keberhasilan program Makan Bergizi Gratis bergantung pada kerja sama antara pihak pendidikan, kesehatan, dan pemerintah. Dengan standar sanitasi yang tepat dan teknologi cepat seperti rapid test, anak sekolah di Indonesia bisa menikmati makanan yang sehat tanpa khawatir terkena keracunan.

Baca juga Berita lainnya di News Page