Kementrian Transmigrasi Mendukung Pelatihan Anak Transmigran di Jepang

Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk memanfaatkan perbedaan demografi dengan melakukan kerjasama internasional, terutama dengan Jepang yang saat ini mengalami penurunan jumlah penduduk dan kekurangan tenaga kerja. Hal ini dipaparkan oleh Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, setelah bertemu dengan wakil tenaga kerja Indonesia di Jepang, yang sebagian besar berasal dari daerah transmigrasi seperti Lampung dan Jambi, di Osaka.

Iftitah menyampaikan bahwa generasi ketiga para transmigran dari daerah tersebut telah memberikan kontribusi besar dalam mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di Indonesia. Program magang di Jepang dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di tanah air. “Kami telah bertemu dengan beberapa pemuda transmigran yang menunjukkan tanda-tanda kemampuan tinggi dalam menanggapi tantangan lapangan kerja di Jepang,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (29/9/2025).

Menteri tersebut juga menegaskan bahwa generasi muda transmigran memiliki keahlian, bakat, dan produktivitas yang tinggi, terutama dalam bidang-bidang yang diperlukan oleh Jepang. Oleh karena itu, Kementerian Transmigrasi berusaha memanfaatkan potensi ini melalui kerjasama internasional. “Kami mendengar banyak masukan bahwa daerah transmigrasi sulit mencari lapangan kerja bagi lulusan sarjana. Namun, saat ini kami sedang mengajak investor untuk membangun industri dan proyek hilirisasi di wilayah tersebut,” terangnya.

Kementerian juga siap membantu tenaga kerja dari kawasan transmigrasi, khususnya para sarjana, untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Jepang. Ada berbagai sektor yang dapat diajukan, seperti perikanan, kelautan, pertanian, perkebunan, konstruksi, perawatan kesehatan, dan lainnya. Setiap tahunnya, Jepang membutuhkan sekitar 400 ribu tenaga kerja, sementara Indonesia hanya mampu mengirimkan sekitar 25 ribu orang. Ini menjadi peluang emas bagi pemuda transmigran yang memiliki keterampilan dan daya saing tinggi.

“Kami menerima ulasan bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki reputasi baik di mata Jepang. Mentalitas, mindset, dan sikap ramah kami menjadi aset yang berharga,” tutupnya.

Dari sisi riset, data terbaru menunjukkan bahwa kerjasama ini tidak hanya berguna untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Jepang, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Program magang dan pelatihan di Jepang telah berhasil mengurangi angka pengangguran di daerah transmigrasi, sementara tenaga kerja Indonesia juga memperoleh pengalaman dan keterampilan yang lebih banyak. Studi kasus di beberapa daerah transmigrasi menunjukkan bahwa yang ikut dalam program ini memiliki lebih banyak kesempatan karier di Indonesia maupun di luar negeri.

Pemerintah Jepang juga senantiasa mencari tenaga kerja dari Indonesia karena kualitas dan kerajinan yang tinggi. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan bilaterala antara kedua negara.

Jika negara dapat terus mengembangkan kerja sama seperti ini, tidak hanya dalam bidang tenaga kerja, tetapi juga pendidikan dan investasi, maka Indonesia akan memiliki masa depan yang lebih cerah. Sikap ramah dan kemampuan kerja yang baik kita harus dijaga dan dikembangkan untuk tetap relevan di pasar global.

Baca juga Berita lainnya di News Page