Tim Intelijen Lapas Garut Membangun Jaringan Pengawasan Terpadu untuk Petugas dan Warga Binaan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Lapas Garut telah membentuk sebuah tim khusus yang ahli dalam pengumpulan informasi terbuka (OSINT) dan memiliki kemampuan untuk membuat profil serta mengembangkan jaringan informan. Ini merupakan langkah yang diinisiasi langsung oleh Kepala Lapas Garut, Rusdedy.

Menurut Rusdedy, keamanan di Lapas Garut kini tidak lagi bergantung hanya pada kunci dan jeruji, tetapi juga pada kemampuan untuk memahami pola perilaku, melacak jejak digital, dan mempelajari jaringan luar yang berhubungan dengan lingkungan dalam. Itulah inti dari tugas OSINT.

Tim OSINT Lapas Garut berfokus pada analisis profil, yaitu kemampuan untuk memahami interaksi manusia, gerakan benda, dan perubahan situasi. Setiap potensi kerawanan diidentifikasi secara menyeluruh, termasuk dari warga binaan, petugas, serta pengunjung keluarga dan tamu.

Proses pengawasan terhadap warga binaan meliputi pemantauan perubahan perilaku, seperti ketika mereka sering berkumpul dalam kelompok baru atau sering menyendiri. Selain itu, riwayat perkara dan pola komunikasi mereka juga masuk dalam analisis OSINT.

Sementara itu, pengawasan terhadap petugas dilakukan untuk memastikan integritas, mencegah penyalahgunaan wewenang, atau deteksi keterlibatan dalam jaringan luar. Untuk pengunjung keluarga dan tamu, tim OSINT memfokuskan pada bahasa tubuh, percakapan, dan frekuensi kunjungan yang menarik perhatian.

Rusdedy dijelaskan pula bahwa teknologi OSINT tidak hanya digunakan untuk manusia, tetapi juga untuk barang, bangunan, dan tempat-tempat tertentu yang dianggap rawan. Setiap paket kiriman, logistik, dan barang bawaan dicatat dalam peta risiko. Gedung dan pagar Lapas juga dipetakan untuk mengetahui titik lemahnya.

Tempat-tempat yang menjadi sorotan adalah lokasi rawan seperti saat pergantian regu jaga, malam hari, atau ketika listrik padam. Teknologi seperti CCTV untuk analisis pola gerak, body scanner untuk pemeriksaan tanpa kontak, jammer untuk mencegah komunikasi ilegal via ponsel, dan analisis digital untuk melacak jejak di media sosial, marketplace, hingga berita daring digunakan untuk mengungkap jaringan kriminal yang aktif di luar Lapas.

Semua data yang dikumpulkan oleh tim OSINT dan informan tidak hanya berhenti pada catatan. Data ini diolah menjadi laporan intelijen yang memungkinkan tindakan cepat seperti razia mendadak, pemindahan warga binaan, peningkatan pengawasan di area rawan, atau koordinasi intensif dengan Polri dan BNN.

Rusdedy mengungkapkan bahwa Lapas Garut tidak hanya bertindak reaktif, tetapi juga proaktif dalam mendeteksi potensi masalah sebelum terjadi.

Pembentukan tim OSINT ini menjadikan Lapas Garut sebagai salah satu pionir dalam penggunaan teknologi digital untuk menjaga keamanan. Sistem keamanan di sini tidak lagi bergantung hanya pada tembok dan gembok, tetapi juga pada jejaring informasi, analisis perilaku, dan jaringan informan.

“Pekerjaan kami mungkin tidak terlihat oleh publik, tapi kalau lapas ini tetap aman dan tertib, berarti mata digital dan agent informasi kami bekerja maksimal,” ujar Rusdedy.

Ini menunjukkan bahwa pengawasan di Lapas Garut kini lebih canggih dengan pendekatan yang holistik, menggabungkan teknologi modern dan analisis data untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan