Ini adalah judul yang sudah baik, tetapi untuk lebih SEO-friendly dan menarik, kita bisa mengubahnya menjadi: Korban Helikopter Jatuh di Mimika Dikirim ke Rumah Duka Hari Ini

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jenazah Eko Puja Sulandhono, pilot helikopter Intan Angkasa dengan kode PK-IWS, bersama tiga korban lainnya yang meninggal dalam insiden di Distrik Jila, Mimika, telah dikembalikan ke tempat asal mereka. Upacara pemakaman dilakukan dengan menggunakkan pesawat pada siang hari ini.

Menurut Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena, jenazah pilot tersebut diangkut dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Jakarta. Selain itu, penerbangan yang sama juga membawa jenazah Teknisi Sudirman dan penumpang bernama Hermanto ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan di kampung halaman masing-masing.

Jenazah penumpang yang bernama Zulkifli Kurniawan akan dipulangkan ke Kabupaten Biak Numfor. “Tiga jenazah ke Jakarta dan Makassar dikirim menggunakan maskapai Lion Air pukul 12.00 WIT, sedangkan satu korban dibawa ke Biak dengan Sriwijaya Air dari Timika hari ini juga,” ungkap Lucky, Jumat (12/9/2025).

Tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazah kru dan penumpang helikopter Intan Angkasa PK-IWS di wilayah Distrik Jila, Kabupaten Mimika pada Kamis (11/9) siang. Kemudian, jenazah tersebut dievakuasi ke Timika. Setelah tiba di Timika, jenazah para korban dibawa ke RSUD Mimika untuk proses visum dan pemulasaran sesuai permintaan pihak kepolisian.

Sesuai keinginan kepolisian, RSUD Mimika melaksanakan visum, memandikan jenazah, dan memberikan formalin. Setelah itu, keempat jenazah disemayamkan di mess PT Intan Angkasa di Timika. Helikopter yang mengalami kecelakaan tersebut disewa oleh PT Palapa Timur Telematika untuk keperluan pemeliharaan menara telekomunikasi Palapa Ring Timur, yang bertujuan mempertahankan kualitas dan penetapan layanan telekomunikasi di Papua.

Helikopter tersebut kehilangan kontak saat melakukan penerbangan dari Ilaga, Kabupaten Puncak menuju Timika, Kabupaten Mimika pada Rabu (10/9).

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kecelakaan helikopter sering terjadi akibat faktor cuaca buruk, kesalahan teknis, atau kesalahan manusia. Studi kasus yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa 60% kecelakaan helikopter di Indonesia disebabkan oleh cuaca ekstrem. Analisis Unik dan Simplifikasi: Meski teknologi telah maju, keamanan penerbangan tetap harus menjadi prioritas utama. Kesimpulan: Kejadian seperti ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga keamanan dan ketepatan dalam setiap kegiatan, terutama yang melibatkan transportasi. Mari kita kuatkan sistem keamanan dan dukung pelaporan yang transparan untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan