Peluncuran SNL (Satelit Nusantara Lima) yang dimiliki PT Pasifik Satelit Nusantara sempat mengalami penundaan dua kali karena kondisi cuaca tidak mendukung di Cape Canaveral, Florida. Rencana awal pada 8 September 2025 diubah menjadi 10 September 2025, dengan waktu peluncuran tetap ditetapkan pukul 20.00 waktu Orlando. Mengapa justru malam hari dipilih, padahal Satria-1 tahun lalu diluncurkan saat siang? Padahal, cuaca di siang hari sebenarnya cukup baik.
Adi Rahman Adiwoso, CEO PSN, mengungkapkan bahwa pemilihan waktu malam bertujuan untuk mengatur posisi orbit satelit, terutama terkait titik Apogee dan Perigee. “Bumi terus berotasi, dan kami ingin Apogee berada di sekitar 113 derajat bujur timur, dengan toleransi 10 derajat,” jelasnya saat diwawancarai di The Gantry at LC-39, Kennedy Space Center.
Orbit satelit berbentuk elips, dengan dua titik utama: Apogee (titik terjauh dari Bumi) dan Perigee (titik terdekat). Untuk SNL, Perigee ditetapkan sekitar 250 kilometer. “Jika terlalu tinggi seperti Satria-1 yang mencapai 500 kilometer, konsumsi bahan bakar akan lebih boros,” tambah Adi. Sementara itu, Apogee SNL dirancang di ketinggian supersinkronus sekitar 100.000 kilometer—jauh lebih tinggi dibanding orbit geostasioner biasa (36.000 km). Ketinggian ini memungkinkan satelit bergerak lebih efisien ke orbit bundar, menghemat bahan bakar.
Waktu peluncuran antara pukul 18.00–22.00 waktu Florida dipilih agar Apogee mencapai posisi ideal di 113 derajat bujur timur, yang optimal untuk cakupan Indonesia dan Asia Tenggara. “Jika diluncurkan siang hari, Apogee mungkin berada di atas Afrika, memaksa satelit melakukan koreksi orbit yang menghabiskan lebih banyak bahan bakar,” ujar Adi. Bahan bakar sendiri sangat krusial karena menentukan masa operasional satelit.
Selain itu, lokasi peluncuran juga memengaruhi waktu optimal. Misalnya, saat PSN meluncurkan satelit sebelumnya menggunakan roket Proton di Kazakhstan, siang hari justru lebih efektif karena posisi orbit yang berbeda. Namun untuk Florida, malam hari memberikan hasil terbaik.
Adi juga menyoroti kepadatan satelit di orbit rendah Bumi (LEO) pada ketinggian 400 km. “Kami sengaja menempatkan Perigee di 250 km untuk menghindari risiko tabrakan. Jika terlalu tinggi seperti Satria-1, efisiensi bahan bakar akan berkurang saat menuju orbit geostasioner,” paparnya.
Pemilihan waktu malam bukan sekadar kebetulan, melainkan perhitungan presisi untuk memaksimalkan umur satelit dan efisiensi operasional. Dengan pendekatan ini, SNL diharapkan dapat berfungsi optimal dalam memberikan layanan telekomunikasi di wilayah target. Setiap detil perencanaan menunjukkan betapa rumitnya menaklukkan luar angkasa, namun hasilnya akan sebanding dengan manfaat yang diberikan bagi masyarakat.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.