KPK mengungkapkan sebutan ‘sultan’ yang diberikan mantan Wamenaker Immanuel Ebenezer Gerungan, lebih dikenal sebagai Noel, kepada Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemnaker, Irvian Bobby Mahendro. Noel bahkan pernah meminta uang untuk renovasi rumah kepada Irvian secara terbuka. Menurut KPK, permintaan itu langsung dikabulkan, dengan Irvian memberikanya uang bernilai miliaran rupiah.
Setyo Budiyanto, Ketua KPK, menyampaikan bahwa Noel meminta duit untuk memperbaiki rumah di Cimanggis, dan Irvian membantunya dengan jumlah Rp 3 miliar. Noel dan Irvian termasuk dalam kasus pemerasan pengurusan sertifikasi K3 yang melibatkan 11 tersangka. Keduanya, bersama sembilan orang lainnya, ditahan KPK sejak Jumat (22/8/2025).
Noel menyebut Irvian sebagai ‘sultan’ karena dianggap kaya di K3. Setyo menjelaskan bahwa sebutan itu mengacu pada pelebaran uang Irvian dalam departemen tersebut. Kasus pemerasan sertifikasi K3 sudah berlangsung sejak 2019, dengan biaya yang menggelembung dari Rp 275 ribu menjadi Rp 6 juta. KPK mencatat, selisih uang yang dibayarkan mencapai Rp 81 miliar, yang mengalir ke berbagai pihak.
Irvian, yang diberi julukan ‘sultan’ oleh Noel, menerima uang terbesar sepanjang kasus ini, yakni Rp 69 miliar. Uang itu digunakan untuk berbagai kebutuhan, termasuk belanja, hiburan, DP rumah, setor tunai ke pihak lain, hingga membeli aset seperti mobil dan modal perusahaan. Noel sendiri diperkirakan menerima Rp 3 miliar dua bulan setelah dilantik sebagai Wamenaker. Selain duit, dia juga mendapat motor Ducati.
Noel diangkat menjadi Wamenaker oleh Presiden Prabowo pada 21 Oktober 2024, artinya duit itu diterimanya sekitar 2 bulan setelah menjabat. Berikut nama-nama tersangka dalam kasus ini: Irvian Bobby Mahendro, Gerry Aditya Herwanto Putra, Subhan, Anitasari Kusumawati, Immanuel Ebenezer Gerungan, Fahrurozi, Hery Sutanto, Sekarsari Kartika Putri, Supriadi, Temurila, dan Miki Mahfud.
Kasus korupsi ini menunjukkan betapa seriusnya masalah pemerasan dalam pengurusan sertifikasi K3. Hal ini tidak hanya menodai reputasi instansi terkait, tetapi juga menimbulkan kerugian yang besar bagi negara. Tindakan semacam ini mengingatkan kita betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. Hanya dengan kejelasan dalam pengelolaan dana publik, kita bisa membangun système yang lebih adil dan tangguh.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.