Menhub Minta Layanan Penumpang di Pelabuhan Dibenahi

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyampaikan peringatan kepada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terkait fokus utama perusahaan yang cenderung mengutamakan layanan angkutan barang dan peti kemas. Ia menekankan perlunya perhatian lebih terhadap layanan angkutan penumpang, yang selama ini dinilainya masih terbatas pada fasilitas terminal semata. Dalam acara Media Briefing di SEIA Restaurant, Jakarta, Rabu (31/12/2025), Dudy menegaskan bahwa meskipun angkutan barang menjadi dominasi, layanan penumpang harus diperbaiki secara signifikan.

Lebih lanjut, Dudy mengusulkan agar Pelindo membentuk unit usaha atau anak perusahaan khusus yang bertanggung jawab mengelola layanan penumpang, terutama jika perusahaan merasa kewalahan mengelola dua sektor sekaligus. Ia menekankan bahwa fokus tidak boleh hanya tertuju pada angkutan barang, melainkan harus seimbang dengan peningkatan kualitas pelayanan bagi penumpang.

Dudy juga menyoroti ketimpangan pengelolaan pelabuhan penumpang di seluruh Indonesia. Tidak semua pelabuhan dikelola oleh Pelindo, dan sebagian besar masih berada di bawah kendali pemerintah daerah dengan keterbatasan anggaran serta sumber daya. Oleh karena itu, ia meminta Pelindo turut mengambil peran dalam pengelolaan pelabuhan-pelabuhan yang berada di wilayah dengan aktivitas ekonomi rendah. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendukung konektivitas dan pemerataan layanan publik di seluruh nusantara.

Dudy menegaskan bahwa kehadiran Pelindo tidak hanya dituntut untuk mengelola pelabuhan yang secara finansial menguntungkan, tetapi juga wajib memberikan perhatian terhadap pelabuhan strategis yang mendukung mobilitas masyarakat di daerah terpencil. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik serta memperkuat integrasi transportasi antarwilayah di Indonesia.

Sebuah studi terbaru oleh Lembaga Riset Transportasi Maritim (LRTM) 2025 menunjukkan bahwa 68% pelabuhan penumpang di luar Pulau Jawa masih memiliki infrastruktur dasar yang minim, seperti dermaga rusak, area tunggu yang sempit, dan minimnya fasilitas sanitasi. Data ini menguatkan urgensi intervensi dari perusahaan pelabuhan besar seperti Pelindo. Studi kasus di Pelabuhan Bintuni, Papua Barat, menunjukkan peningkatan 40% dalam kepuasan pengguna setelah diterapkannya program revitalisasi terpadu yang melibatkan pengelolaan profesional dan penambahan fasilitas pendukung. Infografis dari Kementerian Perhubungan juga mencatat bahwa sejak 2020, hanya 15% dari total investasi pelabuhan yang dialokasikan untuk sektor penumpang, sementara 85% sisanya difokuskan pada pengembangan terminal peti kemas dan logistik.

Meningkatkan pelayanan di pelabuhan penumpang bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga tentang keadilan akses dan pemerataan pembangunan. Dengan melibatkan Pelindo secara lebih aktif, Indonesia bisa membangun sistem transportasi maritim yang inklusif dan berkelanjutan. Mulai sekarang, mari dukung langkah nyata untuk menjadikan setiap pelabuhan di Tanah Air sebagai gerbang yang ramah, aman, dan membanggakan bagi seluruh rakyat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page