Eddy Soeparno Ungkap Strategi Manajemen Krisis Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Krisis iklim yang melanda Indonesia semakin mengkhawatirkan. Setelah banjir besar merendam Bali, Aceh, Sumatera Barat, dan wilayah lainnya di Sumatera, kini banjir rob kembali mengancam Jakarta dan kawasan pesisir Pulau Jawa. Menurut Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, kondisi ini bukan sekadar perubahan iklim biasa, melainkan telah berubah menjadi krisis iklim yang mengancam kehidupan.

Hingga hari ini, bencana alam telah merenggut 940 nyawa dan menyebabkan kerugian mencapai lebih dari Rp 2,2 triliun, terutama pada infrastruktur dan perumahan. Tragedi ini bukan hanya menunjukkan dahsyatnya kondisi alam, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa krisis iklim telah memasuki fase yang semakin mengancam kehidupan masyarakat Indonesia.

Eddy Soeparno menekankan pentingnya manajemen krisis di tingkat pemerintah untuk menghadapi semakin memburuknya dampak perubahan iklim. Menurutnya, dampak perubahan iklim ini sudah harus diantisipasi dengan manajemen krisis dan tidak bisa lagi dihadapi dengan pendekatan bisnis seperti biasa.

Sebagai akademisi dari Ilmu Politik UI, Eddy menjelaskan bahwa langkah penting dan menjadi prioritas adalah penegakan hukum yang kuat dan konsisten, terutama untuk menghentikan pembalakan liar, pertambangan ilegal, serta berbagai praktik perusakan lingkungan lainnya. Ia menegaskan keselamatan rakyat merupakan mandat konstitusi dan karena itu harus menjadi prioritas, baik sebelum bencana terjadi maupun dalam upaya pencegahannya.

Penegakan hukum yang konsisten dan konsekuen sangat penting untuk melindungi hak masyarakat sekaligus memastikan adanya efek jera bagi siapapun yang melanggar. Eddy juga mendorong upaya reforestasi dan pemulihan ekosistem hutan, terutama di kawasan yang gundul akibat pembalakan. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan daya serap air, mengurangi potensi banjir, serta mengembalikan fungsi ekologis di wilayah-wilayah rawan.

Selain itu, perlu dorongan khusus untuk menurunkan emisi karbon melalui percepatan transisi energi, termasuk pengembangan energi terbarukan, waste-to-energy, serta implementasi CCS ke depannya. Eddy menggarisbawahi Presiden Prabowo telah menempatkan transisi energi sebagai bagian penting dalam upaya mewujudkan kedaulatan energi dan mendorong ekonomi hijau di Indonesia.

Karena itu, kami mendorong agar ke depan tata kelola transisi energi diperkuat, investasi diarahkan pada solusi rendah karbon, dan kebijakan mitigasi bencana terintegrasi dengan agenda transisi energi.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa suhu rata-rata tahunan di Indonesia meningkat sebesar 0,3°C dalam dekade terakhir, lebih tinggi dari rata-rata global. Sementara itu, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa deforestasi tahunan di Indonesia mencapai 240.000 hektar, yang berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Krisis iklim di Indonesia dapat dianalogikan seperti mesin yang kehabisan oli. Tanpa perawatan yang tepat, mesin akan terus memanas dan akhirnya mogok. Demikian pula dengan lingkungan kita, tanpa tindakan segera dan komprehensif, dampaknya akan semakin parah dan sulit dikendalikan.

Studi Kasus:
Banjir rob yang terjadi di Jakarta pada November 2025 menjadi contoh nyata dari dampak krisis iklim. Ketinggian air mencapai 1,5 meter, merendam ribuan rumah dan mengganggu aktivitas perekonomian. Studi dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa banjir rob ini diperparah oleh penurunan tanah (land subsidence) akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan.

Infografis:

  • Emisi Karbon Indonesia: 620 juta ton CO2 per tahun (2024)
  • Luas Hutan yang Hilang: 240.000 hektar per tahun
  • Kerugian Akibat Bencana: Rp 2,2 triliun (2025)
  • Korban Jiwa: 940 orang (2025)

Menghadapi krisis iklim membutuhkan kolaborasi semua pihak. Dari pemerintah hingga masyarakat, mari kita ambil tindakan nyata sebelum terlambat. Lindungi hutan, kurangi emisi, dan siapkan mitigasi bencana. Masa depan Indonesia ada di tangan kita semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan