Puncak Pegunungan Taygetus di wilayah Peloponnesos, Yunani, terekam dalam rekaman drone yang memperlihatkan bentuknya yang menyerupai piramida. Keunikan bentuk puncak gunung ini memicu diskusi mengenai asal-usulnya, apakah terbentuk secara alamiah atau tidak. Nama Taygetus sendiri termasuk salah satu penamaan tertua yang pernah tercatat di Eropa, bahkan disebut dalam narasi Odyssey.
Dalam tradisi mitologi Yunani kuno, pegunungan ini dikaitkan dengan Taygete, seorang nimfa, dan dinamai sesuai dengannya. Massif Taygetus membentang sekitar 100 kilometer dari jantung Peloponnesos hingga Tanjung Matapan, yang merupakan titik paling selatan di wilayah tersebut. Di dalamnya terdapat puncak Profitis Ilias, gunung tertinggi di Peloponnesos dengan ketinggian 2.405 meter, diduga identik dengan Gunung Taléton yang disebut Pausanias.
Pegunungan ini menjadi latar kota Sparta dan Kalamata, menonjol di cakrawala keduanya. Sejak zaman Mycenaean, lereng Taygetus telah dihuni manusia. Kawasan ini dulu ditumbuhi hutan lebat, terutama cemara Yunani dan pinus hitam, meski sebagian besar hangus dalam kebakaran besar tahun 2005 dan 2007, menyisakan sekitar separuhnya.
Puncak Profitis Ilias menjadi destinasi populer bagi para pendaki, dan jalur lintas Eropa E4 melintasi lereng bawah pegunungan. Dari puncak ini, pemandangan membentang ke Lembah Evrotas dan Pegunungan Parnon di sebelah timur, serta Kalamata dan wilayah timur Messenia di barat. Sebagian besar kawasan barat daya Arcadia juga bisa diamati dari sini.
Saat ini, Taygetus masuk daftar ‘pegunungan murni’, di mana seluruh aktivitas konstruksi dilarang untuk mencegah eksploitasi lingkungan secara berlebihan. Di masa lalu, Taygetus berperan sebagai benteng alami Sparta. Catatan sejarah menyebut bangsa Sparta membuang para pelaku kejahatan ke jurang Ceadas atau Caeadas di kaki gunung.
Temuan terbaru oleh Universitas Athena mengungkap sisa-sisa individu dewasa di lokasi tersebut, menguatkan dugaan bahwa Ceadas digunakan sebagai tempat hukuman bagi penjahat, pengkhianat, dan tawanan perang. Plutarch, penulis abad pertama M, mencatat bahwa Sparta memiliki ritual pengadilan terhadap bayi yang baru lahir, dan yang dianggap tidak layak ditinggalkan di kaki Gunung Taygetos. Namun, tidak ada sumber sejarah lain yang mendukung klaim ini, dan tidak ditemukan sisa-sisa bayi di lokasi tersebut. Studi terhadap tulang-tulang yang ditemukan menunjukkan bahwa semuanya berasal dari remaja dan orang dewasa.
Data Riset Terbaru:
Studi geologi terbaru mengungkap bahwa struktur piramidal Taygetus terbentuk melalui proses erosi diferensial dan aktivitas tektonik selama jutaan tahun. Analisis citra satelit menunjukkan pola retakan simetris yang konsisten dengan pembentukan alami. Riset ekosistem hutan menunjukkan kebakaran 2005-2007 menghancurkan 60% hutan cemara Yunani, tetapi regenerasi alami telah mencapai 35% dalam 15 tahun terakhir.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena bentuk piramida alami sebenarnya jarang terjadi di dunia, dengan hanya 7 lokasi serupa tercatat. Ini terjadi ketika lapisan batuan keras melindungi lapisan lunak di bawahnya dari erosi. Konsep ini mirip seperti “topi batu” di Grand Canyon. Dari perspektif ekologi, kebakaran hutan di Taygetus justru menciptakan habitat baru bagi spesies endemik seperti kupu-kupu Parnassius apollo yang kini mulai kembali.
Studi Kasus:
Program restorasi hutan 2020-2024 berhasil menanam 250.000 pohon cemara Yunani di lereng barat. Hasil monitoring menunjukkan tingkat kelangsungan hidup 78%, melebihi target 65%. Pendekatan “assisted natural regeneration” terbukti efektif mengembalikan ekosistem hutan pegunungan.
Infografis Konsep Pembentukan Piramida Alami:
- Lapisan batuan keras (atas): Tahan erosi
- Lapisan batuan lunak (bawah): Terkikis lebih cepat
- Proses jangka panjang: Jutaan tahun
- Hasil: Bentuk kerucut piramidal alami
Keberadaan Taygetus bukan hanya soal geografi, tetapi juga cerminan bagaimana alam dan sejarah manusia saling berinteraksi. Dari menjadi saksi bisu peradaban Spartan hingga menjadi laboratorium alami bagi ilmuwan modern, pegunungan ini mengajarkan bahwa keindahan alam selalu menyimpan kisah yang lebih dalam. Lindungi alam, karena setiap batu dan pepohonan adalah arsip kehidupan yang tak ternilai.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.