Menteri Agus Menghargai Inisiatif Bina Napi untuk Ketahanan Pangan di Lembaga Permasyarakatan Sulawesi Selatan

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menyampaikan apreciasi terhadap Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Selatan. Menurutnya, program pembinaan narapidana dan ketahanan pangan yang dijalankan di Griya Abhipraya Balai Pemasyarakatan Kelas I Makassar telah menunjukkan hasil positif.

Menteri Agus merangkap program tersebut sebagai bukti bahwa lembaga pemasyarakatan tidak hanya berfokus pada pembinaan, tetapi juga pada memberdayakan narapidana. Kata-katanya tersebut disampaikan saat memberikan arahan langsung di The Rinra Hotel, Makassar, Sulsel, pada Senin (15/9/2025).

Kanwil Ditjenpas Sulsel telah mengoptimalkan program ketahanan pangan di seluruh unit pelaksana teknisnya. Namun, Menteri Agus menegaskan pentingnya untuk memastikan bahwa hak-hak narapidana dan pegawai selalu terpenuhi, termasuk dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Selain ketahanan pangan, program Balai Latihan Kerja di berbagai lapas juga berdampak positif terhadap perekonomian UMKM. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan keterampilan kepada narapidana, tetapi juga meningkatkan pengetahuan pegawai lapas tentang peluang bisnis. Menteri Agus menyampaikan pesan kepada pegawai agar mempersiapkan masa pensiun dengan baik dan menjaga reputasi mereka dengan tidak melakukan pelanggaran selama bertugas.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menekankan pentingnya kerja jujur dan patuh terhadap aturan bagi seluruh pegawai. Menurutnya, lembaga pemasyarakatan bertujuan untuk membina narapidana agar mereka bisa kembali ke masyarakat dengan lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

“Bantulah mereka untuk berubah menjadi baik melalui program pembinaan yang ada di Lapas, Rutan, maupun Bapas,” ucap Mashudi kepada seluruh jajaran.

Kegiatan pembinaan di lembaga pemasyarakatan tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada transformasi perilaku narapidana. Program-program ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan dan karakter mereka. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung rehabilitasi dan reintegrasi narapidana ke masyarakat.

Keberhasilan program ini juga menginspirasi lembaga-lembaga pemasyarakatan lainnya untuk menyesuaikan model yang telah terbukti efektif. Dengan demikian, tidak hanya narapidana yang manfaat, tetapi juga masyarakat sekitar yang dapat merasakan dampak positif dari program ini.

Meskipun tantangan masih ada, seperti memastikan hak-hak narapidana dan pegawai selalu terpenuhi, ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan sistem pemasyarakatan di Indonesia. Melalui upaya berkelanjutan ini, diharapkan narapidana dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk memulai kehidupan baru setelah menjalani hukuman.

Inisiatif seperti ini juga membuka peluang untuk kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk UMKM, dalam mendukung program pembinaan dan pengembangan kemampuan narapidana. Dengan dukungan yang lebih luas, program-program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Akhirnya, peran pegawai dalam lembaga pemasyarakatan tidak hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pendidik dan motivator. Dengan cara ini, mereka tidak hanya membantu narapidana dalam berubah, tetapi juga menjadi contoh bagi masyarakat tentang pentingnya kesempurnaan karakter dan integritas.

Program pembinaan narapidana dan ketahanan pangan di Sulawesi Selatan telah menunjukkan bahwa perubahan positif bisa terjadi. Dengan dukungan yang kuat dari pemerintah dan komitmen para pegawai, diharapkan lebih banyak narapidana bisa kembali ke masyarakat sebagai warga yang lebih baik dan produktif. Ini bukan hanya tentang hukuman, tetapi tentang peluang kedua dan kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page