Satelit Nusantara Lima Tingkatkan Kedaulatan Digital Indonesia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Rudiantara, yang pernah menjabat sebagai Menkominfo dan kini memimpin Dewan Pembina ARIKSA, mengapresiasi peluncuran Satelit Nusantara Lima oleh PT PSN. Menurutnya, satelit ini akan meningkatkan kapasitas sekaligus mendorong kemandirian infrastruktur digital nasional. “Penambahan kapasitas satelit ini patut disyukuri. Sebagai negara kepulauan, teknologi satelit tetap yang paling unggul untuk menjangkau seluruh wilayah,” ujarnya dalam diskusi di Orlando.

Satelit Nusantara Lima merupakan generasi High Throughput Satellite (HTS) kedua Indonesia setelah SATRIA, dengan bandwidth jauh lebih besar dibanding satelit konvensional. Keunggulan ini diyakini bisa mendorong pemerataan konektivitas internet. Meski jaringan serat optik memiliki kapasitas lebih tinggi, satelit dinilai solusi ideal untuk daerah terpencil mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. “Dari segi penetrasi, tidak ada teknologi lain yang mampu menyaingi satelit,” tegas Rudiantara.

Dari sisi kemandirian, Rudiantara menjelaskan bahwa aspek krusial meliputi perancangan, pembangunan, pengoperasian, hingga pemeliharaan. Untuk Nusantara Lima, desain sepenuhnya dikerjakan oleh insinyur lokal meskipun produksi dilakukan Boeing di AS dan peluncuran oleh SpaceX. “Lebih dari separuh proses bisnis dikendalikan PSN. Desain dan rekayasanya tim dalam negeri, operasional pascapeluncuran juga dihandle lokal,” jelasnya. Hal ini mengurangi ketergantungan pada operator asing, khususnya dalam situasi krisis.

Rudiantara mendorong pemerintah untuk lebih mendukung pelaku domestik seperti PSN melalui kemudahan perizinan dan kebijakan afirmatif, bukan hanya insentif fiskal. “Ketika kemampuan SDM lokal sudah mumpuni, harus diprioritaskan,” tandasnya. Ia juga menekankan perlunya alokasi slot orbit baru untuk memastikan kebutuhan kapasitas satelit Indonesia terpenuhi.

Peluncuran Nusantara Lima yang sempat tertunda tiga kali diharapkan berhasil pada 11 September. Rudiantara berharap satelit ini segera menempati orbit dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai sektor.

Teknologi HTS seperti Nusantara Lima membuka peluang baru bagi Indonesia. Laporan Union of Concerned Scientists (2024) menunjukkan peningkatan 40% efisiensi bandwidth satelit generasi terbaru dibanding pendahulunya. Di Filipina, penerapan HTS pada satelit Maya-3 berhasil mengurangi latency hingga 30%, membuktikan potensinya untuk mendukung layanan digital di wilayah kepulauan.

Perluasan infrastruktur satelit lokal bukan sekadar soal teknologi, melainkan langkah strategis menjaga kedaulatan digital. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia bisa menjadi pemain utama di kancah antariksa regional. Saatnya optimalkan setiap aset nasional untuk menciptakan lompatan kemandirian yang berkelanjutan.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan