"Polda Banten Inisiatif Kampung Bhayangkara Mandiri untuk Kesejahteraan Pangan Pedesaan"

Polda Banten telah meluncurkan inisiatif Kampung Bhayangkara Pangan Mandiri dengan tujuan mengukuhkan ketahanan pangan di level desa. Inisiatif ini berperan sebagai lembaga nonstruktural yang bertugas mengkoordinasi berbagai isu terkait keamanan pangan di daerah.

Brigjen Hengki, Kapolda Banten, menegaskan bahwa program ini bukan hanya sebuah gerakan lokal, melainkan bagian dari strategi nasional untuk mencapai kemandirian pangan. Menurutnya, upaya ketahanan pangan memerlukan kolaborasi antarlembaga untuk menjamin stabilitas sosial dan keberlanjutan generasi mendatang. Dalam kiprahnya, Polri dan pemerintahan daerah memiliki peran kunci dalam memastikan distribusi pangan lancar, mendukung produksi, serta menghapus praktik penimbunan.

“Ketahanan pangan memengaruhi keamanan nasional, stabilitas sosial, dan masa depan generasi muda. Polri dan Pemda harus bekerja sama untuk menjamin pengaturan distribusi, produksi, serta menghentikan penimbunan pangan,” ungkap Hengki saat mengikuti FGD di Mapolda Banten, Kota Serang, Rabu (10/9/2025).

Hengki juga mengharapkan program ini dapat dijadikan contoh bagi seluruh Indonesia dalam membangun ketahanan pangan melalui inovasi dan kerjasama multisektor. “Polri tidak hanya bertugas sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai fasilitator pembangunan. Kami akan menjadi mitra aktif dalam transformasi desa,” tambahnya.

Kombes Herry Ardyanto, Kepala Biro Perencanaan Polda Banten yang juga sebagai penggagas program, menjelaskan bahwa peningkatan ekonomi masyarakat akan langsung memengaruhi penurunan angka kriminalitas. “Jika ekonomi masyarakat meningkat, kehidupan mereka menjadi lebih layak. Dengan kegiatan produktif, kriminalitas akan berkurang secara alami,” kata Herry.

Program ini dirancang sebagai model kolaborasi lintas sektor, melibatkan Polri dan perangkat daerah yang berfokus pada pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, hingga koperasi. Dalam tahap awal, program akan diperkenalkan di Kabupaten Serang karena akses transportasi yang lebih baik. Setelah uji coba selesai dalam waktu tiga bulan ke depan, program ini akan diperluas ke wilayah lain di Banten.

Struktur kelembagaan program ini nonstruktural dan akan menjadi pendukung bagi kepala desa. Anggotanya terdiri dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan penyuluh dari OPD terkait. Masyarakat akan memilih ketua penggerak secara mandiri, sedangkan pendanaan dapat diakses melalui koperasi atau perbankan.

Peluncuran resmi Kampung Bhayangkara Pangan Mandiri dijadwalkan pada 2 Oktober 2025. Herry menargetkan acara ini akan menjadi titik temu bagi semua pemangku kepentingan untuk menyatukan visi dan tata cara. “Kami berharap produk dari program ini bisa diekspor,” ujarnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa program-program serupa di daerah lain telah menunjukkan dampak positif terhadap peningkatan produksi pangan dan stabilitas ekonomi lokal. Hal ini membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta dapat menggenerasi solusi berkelanjutan.

Kesimpulan menguatkan bahwa upaya kolaborasi multisektor menjadi kunci sukses dalam membangun ketahanan pangan. Dengan kerja sama yang kuat dan inovasi kontinu, Indonesia dapat menghadapi tantangan pangan dengan lebih efektif. Mari terus mendukung inisiatif-inisiatif seperti ini agar masa depan generasi berikutnya lebih jaminan.

Baca juga Berita lainnya di News Page