Eks Wamenaker Noel Tersenyum Sambil Mengenakan Peci saat Dibawa KPK

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Immanuel Ebenezer, mantan Wakil Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Wamenaker), kembali dihadang oleh KPK dalam kasus dugaan pemerasan sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dalam sesi pemeriksaan tersebut, Noel dipandang mengenakan peci hitam.

Sesuai liputan Thecuy.com di gedung KPK, Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2025), sesi pemeriksaan terhadap Noel berakhir sekitar pukul 16.20 WIB. Dalam wawancara dengan media, mantan pejabat ini mengaku memilih peci sebagai aksesori agar tampil lebih gaya.

“Nggak, lebih enak aja, biar lebih keren,” ujar Noor.

Alat kepala itu ia sebut sebagai simbol, namun tak menjelaskan lebih lanjut maksudnya. Dalam proses permasalahan ini, diduga Noor menerima uang pemerasan sebesar Rp 3 miliar saat masih menjabat sebagai Wamenaker. Selain uang, ia juga diperkirakan mendapatkan satu unit motor Ducati.

Kasus pemerasan sertifikasi K3 di Kemnaker dipercaya telah berlangsung sejak 2019. Biaya pengurusan yang seharusnya hanya Rp 275 ribu, naik drastis menjadi Rp 6 juta. KPK menjelaskan dari selisih biaya ini, total uang yang dikumpulkan mencapai Rp 81 miliar. Dana tersebut kemudian dibagi-bagi antar pihak.

Uang yang diterima oleh Noel dipergunakan untuk merenovasi rumah. Selain itu, ia telah mengakui penerimaan tambahan lainnya saat menjabat sebagai Wamenaker.

“Nah, memang secara garis besar sudah ada informasi dari yang bersangkutan bahwa memang ada (penerimaan) dari yang lain,” ungkap Asep Guntur Rahayu, Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, kepada wartawan, Selasa (9/9).

Kasus korupsi dalam sertifikasi K3 mengungkap kerusakan sistem yang telah berlangsung selama tahun-tahun. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan ketat terhadap proses serifikat yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan tenaga kerja di Indonesia.

Pemakaian peci oleh Noor dalam sesi pemeriksaan KPK menjadi titik fokus media, menunjukkan bagaimana simbol-simbol kecil bisa menjadi bagian dari narasi publik dalam kasus korupsi besar. Inilah contoh bagaimana detail-kecil seringkali menjadi mata ranting dalam penegakan hukum.

Meskipun Noel tak menjelaskan lebih detail tentang simbol peci yang ia kenakan, aksesori itu mungkin mewakili keberanian, identitas, atau bahkan tingkah laku yang ingin ditampilkan kepada masyarakat. Keberanian untuk menghadapi proses hukum dengan gaya yang khas bisa menjadi sorotan bagi pembaca.

Kasus ini juga mengingatkan kita bahwa integritas dalam pemerintahan bukan hanya tentang tindakan besar, namun juga tentang kejujuran dalam setiap detail. Meskipun proses hukum masih berlangsung, kasus ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya transparansi dan tanggung jawab dalam menjalankan jabatan publik.

Setiap warganegara harus memantau dan mengawasi kegiatan pemerintah agar sistem yang seharusnya melindungi rakyat tidak diubah menjadi alat pemerasan. Meskipun Noel tampil keren dengan peci hitam dalam sesi pemeriksaan, mari kita ingat bahwa keadilan dan kejujuran adalah elemen yang paling penting dalam masyarakat yang bertanggung jawab.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan