Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memfokuskan perhatiannya pada masalah utang yang dialami oleh proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang lebih dikenal dengan nama Whoosh. Ia mengimbau para pejabat pemerintah untuk melakukan analisis mendalam dan mencari solusi yang efektif untuk menyelesaikan masalah ini.
Dalam sebuah sidang terbatas, Prabowo bersama dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dan CEO Danareksa Rosan Roeslani, membahas berbagai opsi yang dapat diterapkan. Salah satu alternatif yang dipertimbangkan adalah perpanjangan masa pinjaman atau penyediaan skema pembayaran yang lebih fleksibel.
Menurut Prasetyo, perbincangan ini telah dilakukan pada hari sebelumnya di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025). “Kemarin dibahas. Pak Airlangga sebagai Menko Perekonomian, Menteri Keuangan Purbaya, dan CEO Danareksa Rosan, diminta untuk menghitung kembali detail-detilnya. Kemudian, kami akan mempertimbangkan opsi seperti perpanjangan masa pinjaman atau skema pembayaran yang optimal,” katanya.
Prasetyo juga menyoroti bahwa penyediaan transportasi publik, termasuk Whoosh, adalah tanggung jawab pemerintah. Selain kereta cepat, pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan layanan transportasi lainnya, seperti kereta api konvensional, bus, dan kapal laut. “Secara keseluruhan, tugas pemerintah adalah menyediakan transportasi publik yang aksesibel, tidak hanya Whoosh, tetapi juga kereta api non-kereta cepat, bus, dan kapal laut,” tambahnya.
Restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah menjadi topik hangat. Saat ini, pemerintah masih mempertimbangkan apakah utang akan dibayar menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau melalui cara lain. Proyek ini dikelola oleh PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China), dengan PSBI (Pilar Sinergi BUMN Indonesia) memegang 60% saham, sedangkan sisanya (40%) dimiliki oleh pihak China melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Pendanaan proyek ini sebagian besar berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) sebesar 75%, sementara sisanya 25% berasal dari ekuitas konsorsium, dengan sebagian besar kontribusi dari pihak Indonesia.
Pemerintah saat ini harus menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi utang Whoosh agar tidak berdampak negatif pada perekonomian nasional. Dengan adanya dukungan transportasi publik yang lengkap, diharapkan kualitas hidup masyarakat akan semakin terjamin, dan perekonomian dapat tumbuh dengan sehat. Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta menjadi kunci utama untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.