Pemerintah Berkolaborasi dengan Shopee untuk Mendorong Kemandirian Ekonomi Pesantren

Pemerintah dan Shopee Barokah bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan santri melalui digitalisasi usaha. Ini merupakan salah satu langkah dalam upaya memposisikan pesantren sebagai salah satu pilar sektor ekonomi.

Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa pesantren diperkirakan menjadi salah satu elemen kunci dalam pengembangan ekonomi. “Pemberdayaan pesantren memiliki potensi besar untuk perubahan sosial. Selain sebagai tempat belajar, pesantren juga berkembang menjadi komunitas yang berdaya ekonomi, menghasilkan alumni dan masyarakat yang modern,” ujarnya saat menghadiri acara peluncuran Pemberdayaan Sosial Ekonomi Berbasis Pesantren di Pesantren Al-Itqon Bugen, Semarang, Rabu (29/10).

Acara ini diikuti oleh berbagai pihak pemerintah dan dunia usaha, menjadikan kolaborasi lintas sektor sebagai wujud kerjasama yang efektif. Cak Imin berharap kerja sama dengan Shopee Barokah dapat berlanjut, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat agar lebih mandiri daripada hanya bergantung pada bantuan sosial.

“Sejak kepemimpinan Pak Prabowo, Kemenko Pemberdayaan Masyarakat dibentuk untuk membantu masyarakat lepas dari kemiskinan dan tumbuh menjadi masyarakat yang mandiri,” kata Cak Imin.

Menurutnya, bantuan sosial tidak boleh menjadi satu-satunya solusi, melainkan harus diganti dengan program pemberdayaan sosial agar masyarakat mampu berdiri sendiri dengan bantuan ekosistem yang ada. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam upaya ini. Kami perlu bekerjasama dengan industri, pelaku bisnis, dan lembaga pendidikan, termasuk pesantren. Oleh karena itu, kami mengapresiasi Shopee yang turut mendukung program ini,” tambahnya.

Shopee Barokah adalah fitur Shopee yang menyediakan produk-produk halal yang disertifikasi BPJPH, mendukung industri Islami di Indonesia sesuai komitmen #ShopeeAdaUntukSemua. Fitur ini hadir dalam kegiatan pelatihan bisnis inklusif pesantren melalui Komite Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Pesantren. Digitalisasi perdagangan kini memudahkan siapa pun untuk memulai usaha dengan akses pasar yang lebih luas.

Radityo Triatmojo, Director of Public Policy Shopee Indonesia, menegaskan komitmen Shopee untuk membantu santri dan UMKM pesantren naik kelas melalui pelatihan dan akses pasar digital. “Kami mendukung program Kemenko Pemberdayaan Masyarakat dalam memberdayakan santri melalui pelatihan digital di Shopee. Kami berharap santri dapat lebih adaptif dan berkembang di dalam ekosistem digital. Pada tahun lalu, kami juga menyelenggarakan program ‘Santri Siap Ekspor Bersama Shopee’, yang telah memfasilitasi 1.400 santri untuk mengembangkan bisnis hingga mengekspor produk melalui Program Ekspor Shopee,” katanya.

Achmad Maulani, Ketua Komite Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Pesantren, menyatakan bahwa program ini akan diperluas ke berbagai daerah dan melibatkan lebih banyak pelaku bisnis. “Kami berharap santri dan alumni SMK di bawah naungan pesantren dapat berkontribusi pada perkembangan bangsa. Shopee membantu dalam hal-hal seperti transformasi bisnis, promosi, dan aspek legal. Di akhir program, pesantren yang telah melalui inkubasi bisnis dapat memasarkan produknya di Shopee Barokah,” tutup Maulani.

Kebijakan ini menunjukkan bagaimana digitalisasi dapat menjadi wahana untuk mengembangkan potensi ekonomi di masyarakat, terutama di pesantren. Dengan demikian, santri tidak hanya belajar ilmu agama dan akademik, tetapi juga dapat berinovasi dalam dunia bisnis. Memanfaatkan teknologi dan dukungan dari pemerintah serta pihak swasta, pesantren dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page