Badai Melissa telah menimbulkan banjir besar di Haiti, yang telah menyebabkan kematian minimal 20 orang, dengan 10 lainnya dinyatakan hilang. Tim penanggulangan darurat sedang berusaha mencari korban yang hilang.
Menurut laporan AFP pada Kamis, 30 Oktober 2025, Emmanuel Pierre, pimpinan badan pertahanan sipil Haiti, menyebutkan bahwa sepuluh dari korban tewas adalah anak-anak, akibat banjir sungai di daerah selatan negara tersebut.
Banjir sungai Digue merusak beberapa rumah di kota pelabuhan Petit-Goave, demikian kata beberapa warga. “Banyak orang meninggal, rumah-rumah tertutup air,” kata Steeve Louissaint, salah satu warga setempat.
Dalam video yang tidak dapat diverifikasi, warga terlihat mencari orang-orang yang mereka sayangi. Satu adegan menampilkan seorang ayah yang menangis sedih saat mengangkat jenazah putrinya yang telah meninggal dari puing-puing.
Badai Melissa, yang dikenal sebagai badai terkuat yang melanda daratan dalam waktu 90 tahun, juga telah menimbulkan kerusakan yang sangat parah di Jamaika dan Kuba. Menurut Presiden Kuba, kerusakan tersebut cukup signifikan. Badai ini, yang saat ini telah berkurang intensitasnya menjadi kategori 2, juga memicu peringatan badai di beberapa daerah di Bahama dan Bermuda.
Bencana alam seperti badai Melissa menjadi pengingat penting tentang pentingnya persiapan dan penanggulangan bencana. Curve lebih lanjut, badai-badai seperti ini dapat menyebabkan kerusakan materi dan kehilangan nyawa yang besar. Oleh karena itu, masyarakat di wilayah rentan harus selalu waspada dan meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya yang timbul.
Analisis terkini menunjukkan bahwa perubahan iklim semakin meningkatkan frekuensi dan intensitas badai-badai tropis. Penelitian menunjukkan bahwa suhu laut yang lebih tinggi dapat menguatkan badai, meningkatkan potensi kerusakan. Oleh karena itu, upaya mitigasi perubahan iklim dan adaptasi bencana harus menjadi prioritas global.
Studi kasus di Haiti menunjukkan bahwa infrastruktur yang lemah dan sistem evakuasi yang tidak memadai dapat memperburuk dampak bencana. Investasi dalam infrastruktur yang tangguh dan sistem peringatan dini dapat menyelamatkan ribuan nyawa.
Untuk menghadapi tantangan ini, kolaborasi antarnegara dalam berbagi teknologi dan sumber daya menjadi kunci. Warga juga harus diajarkan tentang cara menanggapi bencana dan persiapan yang harus dilakukan sebelum, selama, dan sesudah bencana. Keteguhan dan persatuan dalam menghadapi krisis seperti ini akan menentukan seberapa cepat dan efisien tanggapan bencana.
Bencana alam tidak bisa dihindari, tetapi dampaknya dapat dikurangi dengan persiapan yang baik. Marilah kita semua berperan aktif dalam mendukung upaya penanggulangan bencana dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya siap sedia.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.