Kepadatannya Triguna Pribadi Ambivert, Begini Cara Efisien Mengatur Energi Mental untuk Hindari Kehabisan Daya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Mungkin sudah banyak yang mengenal istilah introvert dan ekstravert, tetapi ada juga istilah ambivert yang mungkin belum begitu dikenal. Konsep ini pertama kali diungkapkan oleh psikiater asal Swiss, yang menjelaskan bahwa introvert cenderung memiliki dunia batin yang kaya dan membutuhkan waktu istirahat yang jauh dari keramaian. Sementara itu, ekstravert justru merasa terinspirasi oleh energi dari lingkungan sekitar.

Ketika dua sifat ini bersatu, muncul istilah ambivert. Menurut American Psychological Association (APA), ambivert adalah seseorang yang memiliki campuran seimbang antara introversi dan ekstraversi. Mereka sering disebut pula sebagai ekstravert yang juga memiliki sisi introvert. Data dari Very Well Mind juga membahas beberapa ciri-ciri ambivert yang mungkin belum banyak diketahui. Salah satunya, mereka tidak keberatan menjadi pusat perhatian, asalkan energi mereka sudah cukup.

Sifat ambivert juga terlihat dari kemampuan mereka untuk berganting-ganti antara menjadi introvert dan ekstravert, bukan karena situasi luar, melainkan karena alami dalam diri mereka. Mereka memerlukan kedua kondisi, yaitu suasana yang ramai dan waktu sendirian. Setelah acara sosial yang melelahkan, mereka mungkin butuh kesendirian total untuk mereset energi.

Berikut beberapa tanda-tanda seseorang adalah ambivert. Pertama, mereka lebih menikmati obrolan yang mendalam daripada komunikasi yang hangat seperti pesan teks atau email. Kedua, mereka cenderung memiliki lingkaran teman yang dekat dan stable, serta banyak kenalan dari berbagai latar belakang. Ketiga, setelah hari yang padat dengan aktivitas sosial, mereka butuh ketenangan, misalnya dengan berbaring sambil mendengarkan podcast setelah pulang dari pesta. Keempat, mereka bisa berperan baik sebagai anggota tim maupun pemimpin, sehingga sering dianggap fleksibel oleh rekan sekerja. Kelima, energi sosial mereka cepat pulih, sehingga sedikit istirahat sudah membuat mereka siap bersosialisasi kembali.

Namun, dalam beberapa kasus, ambivert juga rentan mengalami burnout. Salah satu tantangan bagi mereka adalah mengatur batas antara sisi introvert dan ekstravert dalam diri. Penting untuk memahami diri sendiri lebih dalam, agar tidak terlalu aktif dalam kehidupan sosial atau terlalu menyendiri. Perubahan kebutuhan juga bisa terjadi, jadi penting untuk menyadari perbedaan ini dan memanfaatkan dualitas kepribadian untuk menjembatani kelelahan sosial dengan kebutuhan bersosialisasi. Coba hindari jadwal yang terlalu padat, tapi juga jangan terlalu lama menghabiskan waktu sendiri. Temukan keseimbangan di tempat kerja, rumah, dan dalam mengelola energi mental serta keinginan bersosialisasi.

Anda mungkin tidak pernah yakin apakah Anda sedang berada dalam kondisi introvert atau ekstravert pada saat tertentu. Tetapi dengan lebih memahami diri sendiri, Anda bisa lebih baik mengelola energi mental dan menghindari burnout. Dengan mengetahui kebutuhan diri, Anda dapat menjaga keseimbangan antara aktifitas sosial dan waktu sendirian, sehingga hidup lebih seimbang dan bahagia.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan