Penipuan KTP Warga Israel Palsu Terdeteksi, Disdukcapil Cianjur Teliti Alamat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Informasi yang bersirkulasi di platform media sosial mengenai Aron Geller, yang diklaim sebagai warga negara Israel yang memegang KTP elektronik Indonesia dengan alamat di Kampung Pasirhayam, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur, menjadi bahan perhatian. Badan pengelola kependudukan di Cianjur menilai bahwa dokumen tersebut kemungkinan palsu. Data yang terkandung dalam KTP tersebut diragukan keautentisannya, dengan catatan bahwa chip di dalam KTP elektronik tidak dapat di-duplikat.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, menjelaskan bahwa informasi tentang adanya warga negara asing yang memiliki KTP Indonesia telah dikenal sejak Juli 2025. Timnya telah melakukan pengecekan di alamat yang tercantum pada KTP yang beredar di media sosial. Hasilnya, warga setempat tidak mengenal seseorang dengan nama Aron Geller.

Selain itu, sistem kependudukan juga tidak menemukan nomor induk kependudukan (NIK) yang sesuai dengan KTP yang dipertanyakan. Saat diperiksa lebih lanjut, tidak ada data yang muncul, baik untuk nama maupun NIK yang tertera di KTP tersebut. Bahkan jika NIK tersebut milik seseorang lain, data seharusnya tampil, tetapi dalam kasus ini, tidak ada informasi yang terdeteksi.

Direktur Jenderal Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Teguh Setyabudi, juga telah memeriksa informasi tersebut. Menurutnya, KTP yang viral pasti palsu. Pengecekan di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara nasional tidak menemukan nama Aron Geller. Pemeriksaan lebih lanjut di daerah terkait penerbitan KTP juga tidak menemukan data yang sesuai. Ditjen Dukcapil menegaskan bahwa nama tersebut tidak terdaftar dalam database mereka.

Kasus ini mengingatkan betapa pentingnya kebijakan ketat dalam pengelolaan data kependudukan. KTP elektronik haruslah aman dan terlindungi dari penyalahgunaan. Warga diharapkan untuk selalu memeriksa keaslian dokumen penting sebelum membagikannya di media sosial. Akhirnya, kesadaran dan kemampuan untuk membedakan informasi yang otentik dari yang palsu merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran hoaks.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan