Capaian Kementerian Perdagangan dalam Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyajikan hasil capaian mereka selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Tiga program utama yang dijalankan oleh Kementerian ini berfokus pada pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) melalui pemberdayaan usaha.

Menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso, ketiga program ini menjadi dasar untuk membangun sektor ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. Kemendag berkomitmen untuk menjaga pasar dalam negeri agar produk Indonesia tetap berdaulat, memperluas pasar ekspor agar produk lokal dapat bersaing di tingkat global, serta mendukung UMKM agar dapat naik kelas dan berpartisipasi di pasaran internasional.

Dalam upaya pengamanan pasar dalam negeri, Kemendag berhasil menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) melalui Sistem Pemantauan Harga Pasar (SP2KP), yang kini menutupi 544 pasar di 514 kabupaten dan kota. Program perdagangan antar wilayah juga menunjukkan perbaikan, dengan penurunan disparitas harga antardaerah dari 14,25% pada 2014 menjadi 10,25% pada 2024, menunjukkan efisiensi distribusi logistik yang lebih baik.

Untuk melindungi industri dalam negeri, Kemendag telah menerapkan berbagai tanda tangan perlindungan perdagangan, termasuk Bea Masuk Anti Dumping (BMAD), Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), dan bea masuk imbalan terhadap produk impor yang berpotensi merugikan sektor industri lokal. Hingga 2025, Indonesia telah mengajukan 10 kasus safeguard dan 13 kasus antidumping, dengan empat kasus safeguard dan empat kasus antidumping telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Penyelesaian kasus impor ilegal juga menjadi prioritas Kemendag, dengan penindakan terhadap barang impor ilegal yang total nilai kerugiannya mencapai Rp 156,9 miliar. Selain itu, Kemendag juga melakukan pengawasan ketat terhadap peredaran minyak goreng MINYAKITA, dengan menemukan sekitar 80 perusahaan yang terindikasi melakukan pelanggaran seperti distribusi tidak sesuai, penjualan di atas harga eceran tertinggi (HET), hingga kecurangan takaran.

Dalam bidang perdagangan luar negeri, Kemendag memperkuat diplomasi ekonomi melalui perundingan dagang dan business matching antara eksportir Indonesia dengan mitra perdagangan internasional. Hasilnya, ekspor nonmigas Indonesia mencapai US$ 176,09 miliar pada Januari-Agustus 2025, dengan surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$ 41,21 miliar. Indonesia telah mempertahankan surplus perdagangan selama 58 bulan berturut-turut.

Kemendag juga telah mengaktifkan berbagai perjanjian dagang strategis, seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa, Peru, dan Kanada. Hingga 2025, telah diimplementasikan 19 perjanjian dagang, 12 dalam proses ratifikasi, dan 14 masih dalam perundingan.

Program UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi ribuan UMKM untuk berpartisipasi di pasar global melalui sertifikasi produk, pendampingan ekspor, business matching, dan pelatihan digitalisasi. Hingga September 2025, Kemendag telah memfasilitasi 501 kegiatan business matching, dengan nilai transaksi mencapai US$ 108,82 juta.

Keberhasilan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40, yang digelar pada 14-19 Oktober 2025, juga mencatatkan nilai transaksi potensial lebih dari US$ 22,83 miliar. Selain itu, Pangan Nusa Expo berhasil menarik minat buyer internasional dari berbagai negara, dengan potensi ekspor jasa kuliner dan ritel senilai US$ 7,3 juta.

Pembangunan ekonomi melalui perdagangan harus didukung oleh inovasi dan adaptasi UMKM agar dapat bersaing secara global. Hasil-hasil yang dicapai oleh Kemendag menunjukkan komitmen dalam menciptakan ekonomi yang adil dan berkelanjutan, dengan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan