Inovasi Anyaman Bambu Kabupaten Tasikmalaya Menjajaki Pasar Internasional dengan Ekspor ke Dubai

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kampung Cikiray, terletak di Desa Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, sudah sejak dekade 1950-an dikenal sebagai pengrajin anyaman bambu. Keahlian mereka dalam menganyam bambu jenis tali telah menjadi sumber penghidupan utama warga setempat. Hasil kerajinan tangan mereka telah memasuki pasar domestik dan internasional, termasuk Garut, Bandung, Bali, Malaysia, Eropa, dan Uni Emirat Arab.

Sentra kerajinan ini menjadi salah satu pilar penting bagi sektor UMKM di Tasikmalaya, membantu menggerakkan ekonomi lokal dan memberikan kemajuan bagi masyarakat setempat. Tradisi menganyam bambu telah diwariskan secara turun-temurun dan tetap dipertahankan, meski di tengah perkembangan teknologi dan digitalisasi. Pengrajin lokal berusaha menyesuaikan desain dan produk agar tetap relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Setiap bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadan, permintaan anyaman bambu melonjak drastis. Ribuan pengrajin terlibat dalam produksi berbagai produk, seperti tampah, wadah kue moci, pengayak, rantang, dan vas bunga. Iti, seorang pengrajin berusia 67 tahun, mengungkapkan bahwa hampir 70% dari sekitar 500 warga Kampung Cikiray terlibat dalam industri anyaman bambu. Tidak hanya itu, hampir semua keluarga di kampung ini memiliki anggota yang berkecimpung dalam bisnis ini.

Harga produk anyaman bambu bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per buah. Penghasilan harian pengrajin dapat mencapai puluhan ribu rupiah, bahkan lebih dengan adanya pesanan borongan dari berbagai daerah. Artis dangdut Lesti Kejora adalah salah satu pelanggan terkenal yang memesan rantang bambu untuk wadah kerudung menjelang Idulfitri 2025. Elis, salah satu pengrajin lokal, menyebutkan bahwa produk anyaman bambu seperti rantang, booket, vas bunga, dan tempat buah juga sering diekspor ke luar negeri, termasuk Malaysia dan Dubai.

Trend kerajinan bambu di Salawu tumbuh pesat, terutama dengan adanya antusiasme dari kalangan muda yang mulai terlibat. Pengelolaan sumber daya alam lokal menjadi salah satu kunci sukses dalam menjaga kelestarian industri ini. Damai dan harmonis, Kampung Cikiray terus berusaha mempertahankan keberlanjutan industri anyaman bambu sambil mengadaptasi perubahan zaman. Layaknya kerajinan tangan yang terus berkembang, Kampung Cikiray menjadi simbol semangat kreativitas dan kesabaran dalam menghadapi tantangan modern.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan