Guru dan Siswa Melaksanakan Bimtek, Siswa Belajar Mandiri Selama Tiga Hari, Orang Tua Ungkap Kekhawatiran Akibat Pelatihan KKG di Bungursari

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Tasikmalaya, beberapa orang tua siswa di daerah Bungursari dan sekitarnya merasa kecewa dengan kebijakan yang memaksa guru sekolah dasar untuk mengikuti pelatihan, sehingga kegiatan belajar di sekolah terganggu selama beberapa hari.

Pelatihan tersebut, yang dikenal sebagai Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Kokurikuler dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam, diorganisir oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Bungursari. Acara ini rencananya berlangsung dari Senin hingga Rabu (27–29 Oktober 2025) di SDIT Al Istiqomah Hj Aminah, dimulai pukul 08.00 WIB.

Pesan berantai yang beredar di kalangan orang tua menanyakan partisipasi guru dalam seminar tersebut. “Setelah ini, bunda semua ditinggalkan dengan tugas anak-anak untuk hari Senin–Rabu, karena guru terikat dalam pelatihan. Terima kasih atas pemahaman dan dukungan yang diberikan,” ujar salah satu wali kelas.

Satu orang tua siswa, yang tidak ingin namanya terungkap, mengekspresikan kegelisahannya. “Guru harus ikut pelatihan, tapi anak-anak korbannya. Mereka hanya belajar melalui tugas yang dikirim, padahal banyak yang membutuhkan bimbingan langsung,” katanya.

Surat undangan resmi untuk acara tersebut ditandatangani oleh Kurnia Sugana, S.Pd.SD, sebagai Ketua Panitia Pelaksana atas nama Forum Kelompok Kerja Guru (FKKKG) Kecamatan Bungursari. Surat dengan nomor 006/Panpel-FKKKG/X/2025 tersebut menyatakan bahwa kegiatan tersebut disetujui oleh pengurus gugus dan KKG Bungursari.

Dalam beberapa sekolah dasar di Tamansari dan Bungursari, kegiatan belajar tatap muka dihentikan selama tiga hari. Guru diwajibkan hadir lengkap untuk pelatihan, sementara siswa diharuskan mengerjakan tugas dengan belajar sendiri di rumah.

Sampai saat ini, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya belum memberikan keterangan resmi mengenai kebijakan ini. Namun, beberapa orang tua berharap pelatihan seperti ini dapat diatur tanpa mengganggu proses belajar mengajar.

“Kami dukung upaya peningkatan kompetensi guru, tetapi harap jangan sampai anak-anak menjadi korban,” pesan salah seorang orang tua di SDN Bungursari.

Pelatihan guru yang mengganggu kegiatan belajar mengajar mengingatkan pada pentingnya keseimbangan antara pengembangan profesional dengan kebutuhan pendidikan anak. Orang tua meminta agar pemerintah sekolah lebih memperhatikan dampak dari kebijakan tersebut, terutama bagi siswa yang memerlukan bimbingan langsung. Peningkatan kompetensi guru harus dilaksanakan dengan strategi yang tidak mengasingkan siswa dari proses belajar.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan