Tokoh Yahudi dari Seluruh Dunia Desak Sanksi Internasional Melawan Israel Atas Genosida di Gaza

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dari berbagai belahan dunia, sekelompok figuran Yahudi menggugat PBB dan pemimpin global untuk menarik sanksi terhadap Israel karena aksi yang dianggap genosida di wilayah Gaza. Mereka menilai pelaksanaan Israel tersebut tidak memiliki etika.

Menurut laporan The Guardian, Kamis (23/10/2025), lebih dari 450 tokoh Yahudi global, termasuk mantan pejabat Israel, telah menandatangani surat terbuka yang meminta pertanggungjawaban atas perbuatan Israel di Gaza. Surat tersebut disiarkan saat puncak pertemuan pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia.

“Kami ingat betapa banyak peraturan, piagam, dan konvensi dirancang untuk melindungi seluruh kehidupan manusia sebagai tanggapan terhadap Holocaust,” tulis mereka dalam surat tersebut.

“Namun, perlindungan tersebut terus dilanggar oleh Israel,” tambahkan mereka.

Daftar penandatangan meliputi tokoh seperti mantan Ketua Parlemen Israel Avraham Burg, negosiator perdamaian Israel Daniel Levy, penulis Michael Rosen, Naomi Klein, sutradara Oscar Jonathan Glazer, aktor Wallace Shawn, dan pemenang Emmy Ilana Glazer serta Hannah Einbinder, serta Benjamin Moser yang meraih Pulitzer.

Dalam surat terbuka tersebut, mereka mendesak pemimpin dunia untuk menegakkan putusan Mahkamah Internasional dan Mahkamah Pidana Internasional. Mereka juga menuntut untuk menghindari kepentingan dalam pelanggaran hukum internasional dengan menghentikan pengiriman senjata dan memulai sanksi yang teperinci. Selain itu, mereka meminta bantuan kemanusiaan yang memadai untuk Gaza dan menolak tuduhan antisemitisme yang salah terhadap mereka yang memerjuangkan perdamaian dan keadilan.

“Kami merasakan duka yang tak tertahankan karena semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa aksi Israel telah memenuhi syarat hukum genosida,” tertera dalam surat tersebut.

Beberapa nama tambahan yang menandatangani surat ini antara lain Ilan Volkov, V (sebelumnya Eve Ensler), Eric André, Damon Galgut, Yuval Abraham, Toby Marlow, dan Omri Boehm.

“Solidaritas kami dengan Palestina bukan pengkhianatan terhadap Yudaisme, melainkan upaya untuk memenuhinya,” ucapan para penandatangan.

“Ketika para guru kami mengajarkan bahwa menghancurkan satu jiwa sama dengan menghancurkan seluruh dunia, mereka tidak memberikan pengecualian bagi Palestina. Kami tidak akan berhenti sampai gencatan senjata ini berlanjut hingga akhir pendudukan dan apartheid,” teksnya.

Sejak 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 65.000 jiwa Palestina telah meninggal dunia dan lebih dari 167.000 lainnya mengalami luka-luka.


Pembaruan terbaru dari sumber independen menjelaskan bahwa jumlah korban telah mencapai angka yang lebih besar dibandingkan laporan resmi. Data tidak resmi menunjukkan lebih dari 70.000 jiwa telah meninggal, dengan ratusan ribu lainnya masih terkena dampak langsung konflik. Analisis terkini mengungkapkan bahwa sanksi internasional terhadap Israel belum memberikan dampak signifikan untuk mencegah kekerasan berlanjut.

Studi kasus dari organisasi hak asasi manusia menegaskan bahwa peningkatan dukungan global terhadap gerakan pro-Palestina menunjukkan perubahan dalam persepsi masyarakat terhadap konflik ini. Infografis yang diterbitkan oleh beberapa media internasional mengilustrasikan dengan jelas penyebaran dukungan global yang meluas, termasuk di kalangan komunitas Yahudi sendiri.

Dalam situasi yang semakin genting, setiap tindakan manusiawi dan tekanan diplomatik menjadi kunci untuk menciptakan gencatan senjata yang berkelanjutan. Masa depan Gaza dan stabilitas regional tergantung pada kegigihan dunia dalam menegakkan keadilan dan damai.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan