Kedaulatan Pangan di Era Prabowo Gibran: Realisasi Pesat atau Hanya Slogan?

Budisatrio Djiwandono, Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR RI dan Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia, mengungkapkan bahwa dalam setahun pemerintah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah menunjukan dampak nyata, terutama dalam sektor pangan. Berbagai kebijakan pemerintah telah memberikan manfaat langsung bagi para petani dan masyarakat umum.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah merealisasikan target swasembada pangan melalui pengembangan lahan tanam dan peningkatan produksi. Hal ini tercermin dari berbagai indikator positif, seperti kenaikan produksi padi, cadangan beras pemerintah yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, penurunan harga pupuk, serta regulasi yang lebih sederhana. Selain itu, pemerintah juga memberikan jaminan harga pembelian gabah dan jagung bagi petani.

Menurut Budisatrio, kombinasi langkah-langkah tersebut telah memberikan kontribusi signifikan dalam penurunan angka kemiskinan di pedesaan dan memastikan inflasi tetap terkontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran negara telah memberikan dampak nyata bagi para petani.

Salah satu keberhasilan besar pemerintah adalah penyederhanaan 145 regulasi distribusi pupuk subsidi yang sebelumnya rumit. Dengan kebijakan baru ini, petani dapat langsung menerima pupuk tanpa harus melalui proses birokrasi yang panjang. “Ini menjamin ‘7 Tepat’: tepat jenis, dosis, waktu, cara, tempat, mutu, dan sasaran, sehingga pupuk benar-benar sampai ke tangan petani yang berhak,” katanya.

Kebijakan ini diperkuat dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 yang resmi menurunkan harga pupuk subsidi sebesar 20 persen. Harga urea dari Rp 2.250/kg menjadi Rp1.800/kg (Rp 112.500 menjadi Rp 90.000 per sak 50 kg). Harga NPK Phonska dari Rp 2.300/kg menjadi Rp 1.840/kg (Rp 115.000 menjadi Rp 92.000 per sak). Sementara itu, pupuk ZA khusus tebu kini Rp 1.360/kg, NPK untuk kakao Rp 2.640/kg, dan pupuk organik Rp 640/kg. “Langkah ini luar biasa, karena harga pupuk yang lebih murah secara otomatis meningkatkan margin keuntungan petani,” ujarnya.

Selain isu pupuk, pemerintah juga telah melaksanakan program untuk membangun lahan tanam, mengoptimalkan irrigasi, serta mendorong modernisasi pertanian melalui alat mesin pertanian. Budi menjelaskan bahwa produksi padi nasional tahun ini menunjukkan tren positif, sementara cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah. “Ini bukan hanya prestasi yang mengagumkan, tetapi juga strategis, karena pangan adalah pilar utama ketahanan nasional,” katanya.

Budisatrio menegaskan bahwa capaian ini sejalan dengan Visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang salah satu misinya adalah mewujudkan swasembada pangan. Menurutnya, memperkuat produksi dalam negeri adalah langkah yang tepat menghadapi ancaman krisis pangan global. Berdasarkan Global Report on Food Crises 2025, lebih dari 295,3 juta orang di 53 negara terancam kelaparan akut, naik sekitar 13,7 juta orang dibanding tahun sebelumnya. Dalam situasi seperti ini, keberhasilan Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan menjadi bukti bahwa pemerintah benar-benar berpihak pada rakyat dan menjaga kemandirian bangsa.

“Dengan visi yang jelas, kebijakan yang tepat, dan keberpihakan pada petani, kedaulatan pangan tidak lagi sekadar slogan, tetapi kenyataan yang nyata.”

Ketahanan pangan adalah kunci untuk mengatasi krisis global. Indonesia telah menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, kedaulatan pangan dapat dicapai. Jaga dan bangga pada prestasi ini, karena itu merupakan jatidiri bangsa yang harus dipertahankan.

Baca juga Berita lainnya di News Page