Brigadir Renita Hadapi Tantangan di Misi PBB di Afrika Tengah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Brigadir Renita Rismayanti berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi saat bertugas di misi perdamaian PBB di Afrika Tengah (MINUSCA). Salah satu masalah utama adalah kolaborasi dengan kepolisian setempat. Renita terlibat dalam misi tersebut selama 2022 hingga 2024 dan berhasil menciptakan inovasi dalam digitalisasi basis data kasus kejahatan bagi MINUSCA dan kepolisian lokal.

Salah satu permasalahan terpenting yang diungkapkannya bukan berkaitan dengan bahasa, melainkan dengan kepercayaan pihak lokal. Polisi setempat cemas ketika tim PBB berusaha mengembangkan Basis Data Kriminal. Mereka ragu-ragu dengan tujuan sebenarnya dari inovasi ini, meski sebenarnya tujuannya untuk membantu mereka sendiri. Renita menjelaskan hal ini dalam wawancara Hoegeng Corner detikPagi, Kamis (23/10/2025).

Renita menceritakan proses awal digitalisasi data kepolisian saat misi PBB di Afrika Tengah. Awalnya, pengumpulan data masih dilakukan secara manual menggunakan Microsoft Excel. Metode ini sangat memakan waktu, terutama ketika diperlukan analisis statistik atau tren kejahatan tertentu. Hal ini menjadi tantangan bagi Renita dalam menyediakan informasi yang real-time, karena oftentimes, Komisaris Polisi bisa meminta data segera.

Kesulitan ini yang mendorong Renita untuk mendigitalisasi sistem Basis Data Kriminal. Dia berperan sebagai pemikir utama, diiringi oleh tim IT dari PBB. Sekarang, data tersebut dapat diakses secara real-time oleh markas PBB di New York dan juga terintegrasi di negara-negara lain yang memiliki misi perdamaian PBB.

Selain itu, Renita juga mengembangkan digitalisasi Basis Data ini untuk kepolisian setempat di Afrika Tengah. Polisi lokal kini memiliki data yang terorganisir dan dapat diakses secara online oleh berbagai instansi terkait. Namun, kerjasama ini bukan tanpa tantangan. Selain masalah kepercayaan, penguasaan teknologi oleh polisi lokal menjadi masalah. Beberapa di antaranya masih butuh pelatihan dasar dalam operasi komputer, yang juga telah disediakan oleh tim MINUSCA.

Renita terus berupaya untuk mendekati pihak kepolisian setempat. Tim MINUSCA bekerjasama maksimal agar inovasi Basis Data berhasil diimplementasikan. Dia juga menyadari bahwa ada kepercayaan yang harus dibangun, terutama dalam konteks fisik, karena dia adalah wanita dengan tubuh yang agak kecil. Namun, dengan dukungan dari tim besar dan peran spesifik sebagai chief pillar development, komunikasi menjadi lebih mudah.

Tantangan dalam misi perdamaian tidak hanya tentang tekanan fisik, tetapi juga tentang mengatasi perbedaan budaya dan teknologi. Namun, semangat dan dedikasi Renita menunjukkan bahwa inovasi dan kerja keras dapat membawa perubahan positif bagi kepolisian lokal dan misi PBB.

Setiap tantangan adalah peluang untuk berkembang. Renita Rismayanti telah membuktikan bahwa dengan inovasi dan kolaborasi, perbedaan dapat diatasi untuk menuju solusi yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan