Penyidik Ammar Zoni dan Rekan Didakwa Penyebaran Narkoba di Dalam Rutan Salemba

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dari informasi yang diketahui, mantan artis Ammar Zoni dituduh terlibat dalam perdagangan narkotika jenis sabu di Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Dia menerima sabu tersebut dari seorang pria bernama Andre sebelum menjual dan menyebarkannya di dalam rutan.

Pada sidang yang diadakan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Ammar Zoni menjadi salah satu dari enam terdakwa: Asep bin Sarikin, Ardian Prasetyo bin Arie Ardih, Andi Muallim alias Koh Andi, Ade Candra Maulana bin Mursalih, dan Muhammad Rivaldi. Jaksa menjelaskan bahwa mereka melakukan tindak pidana terkait penjualan, pembelian, dan penyebaran narkotika jenis sabu dengan jumlah melebihi 5 gram.

Kejadian ini dimulai pada 31 Desember 2024, ketika Rivaldi menerima sabu langsung dari Ammar Zoni di tangga Blok I Rutan Salemba. Ammar Zoni mengaku menerima narkoba tersebut dari Andre, yang saat ini berstatus DPO, dengan jumlah 100 gram. Narkoba tersebut kemudian dibagi-bagi kepada terdakwa lain, masing-masing 50 gram.

Setelah memperoleh sabu, Rivaldi menghubungi Andi melalui aplikasi Zangi di ponsel Oppo warna biru. Transaksi selanjutnya terjadi pada 3 Januari 2025, ketika sabu disembunyikan di dalam bungkus rokok Gudang Garam dan diserahkan melalui aplikasi Zangi dengan nomor 102867734 kepada terdakwa I.

Ketika aktivitas mencurigakan para tahanan terlihat, Karupam Rutan Salemba, Hendra Gunawan, langsung melakukan pemeriksaan di kamar tahanan. Dalam penggeledahan, dia menemukan 12 paket plastik kecil berisi sabu seberat 3,03 gram di bawah kasur, serta satu unit ponsel merk Oppo warna putih.

Kasus ini mengungkap masalah serius terkait distribusi narkoba dalam lingkungan penitensiari yang seharusnya aman dan terkontrol. Hal ini membutuhkan perhatian serius dari pihak berwajib untuk meningkatkan pengawasan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di dalam rutan.

Pelaku narkoba adalah musuh utama dalam upaya membangun masyarakat yang sehat dan produktif. Kasus seperti ini harus ditangani dengan tegas untuk mendorong perubahan yang positif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan