BGN Menetapkan Anggaran MBG Rp 10 Ribu per Porsi Masih Cukup

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan tidak ada rencana untuk mengubah alokasi dana per hidangan dalam program makan bergizi gratis (MBG) pada tahun mendatang. Menurut Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, biaya per porsi MBG akan tetap ditetapkan pada Rp 10.000.

Nanik menjelaskan bahwa jumlah tersebut masih memadai untuk sebagian besar daerah di Indonesia. Namun, ada beberapa wilayah yang membutuhkan anggaran lebih besar dari Rp 10.000 per porsi, seperti di Papua dan Maluku.

“Belum ada perubahan dalam anggaran per porsi karena Rp 10.000 masih dianggap cukup, kecuali untuk beberapa wilayah tertentu, misalnya Papua dan Maluku yang memiliki harga yang berbeda,” ujar Nanik saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Selasa (21/10/2025).

Nanik juga menjelaskan bahwa anggaran per porsi MBG tergantung pada kondisi geografis dan ekonomi setiap daerah. Dalam pelaksanaan program MBG, setiap pemerintah daerah (Pemda) memiliki peran dalam menentukan anggaran per porsi.

“Pemerintah daerah memiliki patokan harga, karena itu kami melibatkan mereka. Jika di Jawa Rp 10.000 cukup, di Papua mungkin Rp 30.000 masih kurang untuk satu porsi. Kami sesuaikan dengan kebutuhan setiap wilayah,” tambah Nanik.

Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan tidak ada kenaikan biaya MBG per porsi, meskipun anggaran yang diterima BGN meningkat pada tahun depan. Biaya MBG tetap Rp 10.000 per porsi untuk wilayah Jawa dan sekitarnya.

Anggaran BGN untuk tahun 2026 mencapai Rp 268 triliun, naik dari Rp 71 triliun pada tahun 2025. Selain itu, pemerintah juga menyediakan dana cadangan sebesar Rp 67 triliun, sehingga total dukungan dalam APBN mencapai Rp 335 triliun untuk mendukung pelaksanaan program MBG 2026.

“Tidak ada perubahan. Ada tiga komponen program makan bergizi: bahan baku, operasional, dan insentif. Untuk sementara, di Jawa dan sekitarnya, bahan baku tetap Rp 10.000 per porsi,” jelas Dadan saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan, program MBG telah memberikan dampak positif pada penurunan angka gizi buruk di beberapa wilayah, terutama di daerah terpencil. Studi kasus di Papua menunjukkan bahwa dengan penyesuaian anggaran yang lebih tinggi, kualitas dan variasi makanan yang disajikan dapat meningkat, memastikan nutrisi yang lebih seimbang bagi penerima program.

Program MBG tidak hanya membantu dalam peningkatan gizi, tetapi juga menjadi salah satu cara pemerintah untuk mencegah stunting dan masalah kesehatan lainnya di kalangan anak. Dengan dukungan dana yang lebih besar pada tahun 2026, diharapkan pelaksanaan program ini dapat lebih optimal dan mencakup lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.

Melalui program MBG, pemerintah berkomitmen untuk memberikan akses makanan bergizi kepada seluruh warga, terutama bagi yang berbagi kuat. Dengan dukungan yang lebih besar, program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan