Realisasi Penyaluran KUR di Jawa Tengah Mencapai Rp361,36 Triliun Sepanjang Sebelas Tahun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Tengah dari tahun 2015 hingga 2025 telah mencapai total Rp 361,36 triliun. Dalam periode tersebut, sebanyak 10,31 juta debitur telah terlibat. Hingga 9 Oktober 2025, telah ada 667.067 debitur yang telah melakukan akad dengan nilai kredit mencapai Rp 34,73 triliun.

Informasi tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, saat acara Akad Massal KUR untuk 800 ribu pelaku UMKM di seluruh Indonesia, yang dihadiri secara daring dari Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang. Dalam kesempatan tersebut, Luthfi didampingi oleh Sekda Jateng, Sumarno, serta Direktur Utama Bank Jateng, Irianto Harko Saputro.

KUR adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk memudahkan pembiayaan dengan suku bunga rendah, terutama bagi pelaku UMKM. Di Jawa Tengah, ada sekitar 20 bank yang terlibat dalam penyediaan KUR, termasuk Bank Jateng.

Luthfi menekankan bahwa dengan biaya bunga yang rendah, bank-bank dapat membantu menggerakkan perekonomian di tingkat mikro, khususnya dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Untuk Jawa Tengah, UMKM merupakan salah satu penyangga utama ekonomi dengan jumlah sekitar 4,2 juta unit yang tersebar di 35 kabupaten dan kota. Oleh karena itu, dukungan dari pihak pemerintah dalam bentuk modal, bimbingan, dan pendampingan sangat penting.

“Kemajuan UMKM akan secara tidak langsung mendorong munculnya perekonomian baru di wilayah kita,” katanya. Selain itu, keberadaan UMKM juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Sementara itu, Irianto mengungkapkan bahwa hingga 18 Oktober 2025, Bank Jateng telah menyalurkan KUR sebesar Rp 4,438 triliun, atau 64% dari total alokasi Rp 7 triliun. Selain itu, bank tersebut telah memberikan KUR kepada 83.913 debitur senilai Rp 10,327 triliun dengan tingkat non-performing loan (NPL) sebesar 1%.

Dalam acara akad massal tersebut, Bank Jateng menghadirkan 800 debitur dari seluruh Jawa Tengah. Jumlah tersebut terdiri dari 555 debitur KUR Kecil, 230 debitur KUR Mikro, dan 15 debitur KUR Super Mikro.

Jenis dan skema KUR yang disediakan untuk pelaku UMKM meliputi KUR Supermikro dengan plafon maksimal Rp 20 juta untuk usaha ultra mikro atau pemula, KUR Mikro dengan plafon Rp 10 juta hingga Rp 100 juta untuk usaha kecil yang ingin berkembang, KUR Kecil dengan plafon Rp 100 juta hingga Rp 500 juta untuk usaha yang sudah tumbuh, KUR Pekerja Migran sebagai modal kerja atau pelatihan, dan KUR Khusus untuk kelompok usaha klaster seperti pertanian, perikanan, peternakan, serta UMKM dengan plafon hingga Rp 500 juta per anggota.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa program KUR telah memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan UMKM di Jawa Tengah. Studi kasus yang dilakukan pada tahun 2024 mengungkapkan bahwa sekitar 70% pelaku UMKM yang menerima KUR berhasil meningkatkan omzet mereka hingga 30% dalam waktu satu tahun. Selain itu, program ini juga berhasil menciptakan sekitar 1,2 juta lapangan kerja baru di wilayah tersebut.

Penyaluran KUR tidak hanya membantu pelaku UMKM dalam mendapatkan modal, tetapi juga memberikan dukungan dalam bentuk bimbingan dan pendampingan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa usaha yang diterima KUR dapat berkembang dengan lancar. Dengan adanya dukungan ini, diharapkan UMKM akan terus berkembang dan menjadi pilar utama perekonomian lokal.

Pembiayaan dengan suku bunga rendah melalui KUR telah memungkinkan banyak pelaku UMKM untuk memanfaatkan peluang bisnis yang sebelumnya sulit diakses. Hal ini tidak hanya membantu individu, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lebih luas. Dengan demikian, KUR bukan hanya sebagai program finansial, tetapi juga sebagai instrumen pembangunan ekonomi yang efektif.

Dengan dukungan yang jelas dari pemerintah dan bank, pelaku UMKM di Jawa Tengah memiliki harapan yang lebih besar untuk berkembang. Ini bukan hanya tentang modal, tetapi juga tentang kesempatan yang diberikan untuk meraih kesuksesan. Mari semua terlibat dalam mendukung dan memajukan UMKM agar ekonomi daerah menjadi lebih sehat dan berdaya saing.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan