Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan, mengkritik perusahaan besar di Indonesia yang lebih memilih bersaing di dalam negeri daripada mengembangkan diri di level internasional. Hal ini, kata dia, menjadi salah satu alasan mengapa perkembangan Indonesia kalah dengan negara-negara Asia lainnya. Sebagai contoh, perusahaan besar dari China, Korea Selatan, dan Taiwan justru bersaing di pasar global, sehingga mampu meraih status perusahaan kelas dunia. Di sisi lain, di Indonesia perusahaan-perusahaan besar lebih sering bersaing dengan pelaku usaha kecil atau petani.
Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, katanya, kinerja perusahaan besar dan kecil diatur dengan baik. Usaha peternakan, pertanian, dan usaha kecil di tingkat kecamatan dan pedesaan tidak diizinkan untuk diganggu. Namun, sejak reformasi yang berlangsung selama 28 tahun, semua sektor dibuka untuk persaingan bebas. Hal ini menyebabkan pemilik modal yang lebih kuat mendominasi pasar.
Sebelum reformasi, Indonesia dikenal sebagai “macan Asia” dan bahkan unggul dari China dan Korea Selatan. Pada tahun 1984, Indonesia sudah sering berdagang dengan negara-negara tersebut, bahkan mereka merasa dihormati ketika melakukan transaksi. Pada masa itu, Indonesia memiliki beberapa perusahaan besar seperti IPTN, PT PAL Indonesia, PT Pindad, Bulog, dan Krakatau Steel. Namun, saat ini, pengembangan ekonomi Indonesia telah kalah dengan negara-negara Asia lainnya.
Zulhas percaya bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, tata kelola usaha akan terus diperbaiki untuk tidak mengganggu usaha kecil. Ini dilakukannya agar cita-cita ekonomi Pancasila, gotong royong, kebersamaan, dan kesetaraan dapat dikembalikan.
Perkembangan ekonomi suatu negara tidak hanya ditentukan oleh potensi sumber dayanya, tetapi juga oleh kebijakan yang tepat dan kerjasama antara semua pihak. Indonesia memiliki potensi yang besar, tetapi perlu adanya keberanian dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar di tingkat global. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dapat memiliki dampak positif yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Indonesia masih memiliki banyak potensi untuk tumbuh dan berkembang. Dengan dukungan yang tepat, baik dari pemerintah maupun masyarakat, negara ini bisa kembali menjadi salah satu pesaing kuat di Asia. Semangat juang dan semangat kerja sama antara semua lapisan masyarakat akan menjadi kunci sukses dalam mengembalikan kesuksesan ekonomi Indonesia.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.