Polisi Selidiki 20 Saksi Kasus Terapis Meninggal di Spa di Jakarta Selatan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta menjadi pusat perhatian setelah terungkapnya penyelidikan kasus kematian seorang terapis wanita berinisial RTA (14 tahun) di Pejaten, Jakarta Selatan. Meski laporan keluarga korban telah dicabut, penyelidikan terus berlanjut dengan penelusuran terhadap 20 saksi terkait.

Menurut Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly, pihak berwenang telah melakukan pemeriksaan terhadap 20 orang saksi, termasuk pihak perusahaan yang terlibat dalam proses rekrutmen dan perekrutan korban. Identitas palsu yang digunakan RTA saat melamar pekerjaan, yang menunjukkan umur 21 tahun, menjadi salah satu poin penyelidikan. Polisi juga akan mengecek saudara RTA yang meminjamkan KTP untuk membantu proses lamaran pekerjaan.

Saat ini, saudara RTA masih dalam kondisi sakit, sehingga penyelidikan terhadapnya belum dapat dilakukan. “Kami akan mengundang klarifikasi kepada pihak terkait mengenai identitas yang digunakan korban, yaitu kakaknya, karena kondisinya masih sakit,” kata Nicolas.

Kasus ini melibatkan dua aspek penyelidikan: penyebab kematian dan dugaan tindak pidana perdagangan orang. Polisi menunggu hasil autopsi dari Puslabfor Polri untuk menentukan apakah ada unsur pidana dalam kasus ini. Mayat RTA ditemukan pada Kamis (2/10/2025) pukul 05.00 WIB, dengan saksi yang mendengar teriakan wanita sebelum penemuan jenazah. Keluarga korban awalnya melaporkan dugaan eksploitasi pekerja, namun kemudian berdamai dengan pihak spa.

Sebagai bagian dari penyelidikan lebih lanjut, polisi memfokuskan pada identitas palsu yang digunakan RTA, kemungkinan eksploitasi usia, dan proses rekrutmen yang dilakukan oleh pihak spa. Penyelidikan ini juga menyentuh aspek hukum terkait dengan perdagangan orang, yang merupakan salah satu faktor yang diteliti.

Dalam kasus-kasus eksploitasi pekerjaan yang melibatkan remaja, penting untuk memastikan adanya perlindungan hukum dan sosial yang kuat. Kesimpulannya, penyelidikan ini tidak hanya tentang menjelaskan kematian RTA, tetapi juga tentang mengungkap sistem yang memungkinkan eksploitasi seperti ini terjadi. Penyelidikan yang teliti dan transparan dapat memberikan keadilan bagi korban dan mencegah kasus serupa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan