Bisnis keluarga di Jepang saat ini sedang menghadapi tantangan serius. Pemilik usaha yang semakin tua mengalami kesulitan dalam menemukan ahli waris yang siap menggantikan mereka. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi situasi ini adalah beban pajak warisan yang sangat tinggi.
Menurut data dari Tax Foundation, Jepang termasuk negara dengan pajak warisan paling tinggi di dunia, mencapai 55%. Pajak ini harus dibayarkan dalam waktu singkat, tepatnya dalam rentang 10 bulan setelah kematian pemilik aset. Kondisi ini sering kali memaksa ahli waris untuk segera menjual aset perusahaan ke pihak swasta.
Laporan dari Forum Ekonomi Dunia mengungkapkan bahwa hingga tahun 2025, sekitar 1,27 juta pemilik usaha kecil dan menengah (UKM) berusia 70 tahun atau lebih tidak memiliki ahli waris. Hal ini membuka peluang bagi investor asing untuk mengakuisisi bisnis-bisnis tersebut.
Manoj Purush, mitra korporat Reed Smith, menjelaskan perubahan persepsi dalam industri ini. Sepuluh tahun yang lalu, menjual bisnis ke investor asing dianggap tidak mungkin. Namun sekarang, pemilik usaha mulai mempertimbangkan pilihan tersebut, khususnya ketika membutuhkan investasi. Menurutnya, pendapatan yang relatif rendah dari bisnis lokal membuat pemilik lebih terbuka terhadap investor asing.
Salah satu faktor tambahan yang mendorong situasi ini adalah melemahnya nilai tukar Yen. Purush mencatat bahwa Yen telah melemah sekitar 4% sejak awal tahun ini, mencapai nilai 150,93 per dolar. Hal ini membuat aset di Jepang menjadi lebih terjangkau bagi investor internasional.
Meskipun begitu, kontribusi Private Equity di Jepang masih relatif kecil, hanya sekitar 0,4% dari PDB. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan AS (1,3%) dan Eropa (1,9%). Ini menunjukkan bahwa Jepang masih merupakan pasar yang sedang berkembang, dengan potensi besar bagi perusahaan yang mencari harga yang kompetitif.
Bisnis keluarga di Jepang menghadapi perubahan signifikan. Dengan pengaruh pajak warisan yang tinggi, keberadaan ahli waris yang terbatas, dan melemahnya nilai tukar Yen, sektor ini menjadi target menarik bagi investor asing. Meskipun masih dalam tahap perkembangan, Jepang tetap menawarkan peluang yang menjanjikan bagi mereka yang siap memanfaatkan situasi ini.
Jepang saat ini menghadapi transformasi industri yang menarik. Dengan tumpang tindihnya faktor-faktor eksternal dan internal, baik pemilik usaha lokal maupun investor asing harus beradaptasi. Bisnis keluarga yang sebelumnya berdiri kuat kini harus berinovasi untuk bertahan. Ini bukan hanya tentang menghadapi krisis, tetapi juga about peluang baru yang muncul di era globalisasi.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.