Pemerintah Bersiap Kerjasama Sumber Daya Manusia dengan Negara Anggota OKI

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Ketenagakerjaan, menegaskan dukungan terhadap kolaborasi dan peran negara-negara Islam dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) secara global lewat Organization of Islamic Cooperation (OIC) Labour Center. Ini diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, selama pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal Pusat Ketenagakerjaan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Azar Bayramov, dalam rangka sesi ke-6 Konferensi Menteri Ketenagakerjaan OKI di Doha, Qatar.

Dalam kesempatan tersebut, Yassierli menyampaikan komitmen Indonesia untuk bekerjasama dalam berbagai bidang yang bisa meningkatkan kapasitas institusi dan SDM di antara negara anggota OKI. Hal ini merupakan wujud solidaritas dan semangat persatuan dunia Islam dalam membangun masyarakat yang produktif, adil, dan inklusif.

Terlepas dari itu, Yassierli menganggap OIC Labour Centre sebagai wadah dialog kebijakan yang melengkapi dan bersinergi dengan peran Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) serta lembaga-lembaga terkait. Indonesia juga akan terus aktif berpartisipasi dalam diskusi tematik yang diselenggarakan OIC Labour Center, seperti mengenai pasar kerja, green jobs, transformasi digital, dan masa depan pekerjaan.

Indonesia mengajukan diri menjadi mitra aktif dalam pembuatan rekomendasi kebijakan bagi negara anggota OKI di bidang-bidang strategis tersebut. Selain itu, Indonesia juga siap berkolaborasi dalam penguatan kapasitas instruktur pelatihan vokasi dan pengawas ketenagakerjaan. Program pelatihan dan pemagangan bersama juga akan dilakukan dengan dukungan dari lembaga pelatihan vokasi Indonesia seperti BLK/BBPVP.

Yassierli percaya bahwa kehadiran OIC-Labour Center, dipimpin oleh Azar Bayramov dari Azerbaijan, akan memberi perhatian besar terhadap pembangunan SDM yang kompetitif, adaptif, dan lincah. Ia yakin bahwa dengan kepemimpinan Bayramov, kerjasama antara Indonesia dan OIC Labour Center akan lebih kuat dan memberikan dampak nyata pada pembangunan sosial dan ekonomi negara anggota.

Riset terbaru menunjukkan bahwa kolaborasi internasional dalam pengembangan SDM menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global seperti transformasi digital dan pergeseran pasar kerja. Studi kasus dari negara-negara yang telah berhasil mengimplementasikan program serupa, seperti Malaysia dan Turki, menunjukkan bahwa kerjasama teknis dan pertukaran pengetahuan mampu meningkatkan keterampilan tenaga kerja secara signifikan.

Berikut adalah beberapa poin penting dari analisis terkini:

  • Program pelatihan bersertifikasi internasional dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja.
  • Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan menjadi faktor sukses dalam pembangunan SDM.
  • Adaptasi teknologi dan keterampilan digital harus menjadi prioritas dalam strategi pengembangan SDM.

Pembangunan SDM yang holistik dan inklusif bukan hanya tentang pendidikan dan pelatihan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan kerja yang adil dan mendukung. Dengan demikian, setiap negara anggota OKI dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakatnya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan