Gubernur Jabar Meminta Wali Kota Tasikmalaya Mengganti Mentalitas Terhadap Pemangkasan TKD dan KDM

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Peringatan Hari Jadi ke-24 Kota Tasikmalaya pada Jumat (17/10/2025) tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga menyediakan ruang bagi pemantauan keuangan antara pemerintah daerah dan provinsi. Dalam situasi pengurangan dana transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendorong seluruh kepala daerah untuk beralih dari sikap bergantung pada dana pusat menjadi lebih mandiri secara keuangan.

“TKD tidak lagi menjadi prioritas. Perbaiki pemikiran dari bergantung menjadi mandiri. Itu saja sudah, jangan menyia-nyiakan kesempatan,” ungkapnya dengan dialek Sunda saat rapat parlemen di DPRD Kota Tasikmalaya.

Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pengurangan dana bukanlah masalah besar. Ia melihat kondisi ini sebagai kesempatan untuk merevisi manajemen keuangan daerah dan menumbuhkan inovasi keuangan di tingkat kabupaten dan kota. “Jika kita membicarakan kekurangan dana, hal ini ada pada semua daerah. Tapi kita bisa membahasnya bersama-sama. Nanti ada evaluasi APBD 2026, saya akan melihat di mana kesalahannya, di mana kelemahannya, dan bagaimana mengatasinya,” tambahnya.

Gubernur tersebut juga menjelaskan rencana pembangunan Jawa Barat yang kini diarahkan secara terstruktur. Menurutnya, provinsi ini akan fokus menyelesaikan tiga bidang pembangunan utama: infrastruktur provinsi, kabupaten/kota, dan desa. “Setiap tahun, satu tahap akan diselesaikan. Jangan membuatnya fragmentasi, supaya hasilnya terlihat jelas,” katanya tegas.

Di sebelah lain, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan, dalam pidatonya di hadapan gubernur, mengungkapkan dampak langsung pengurangan TKD terhadap pelayanan publik di kota. Menurutnya, pemangkasan dana tersebut memengaruhi anggaran pembangunan infrastruktur, pendidikan, hingga program pemberdayaan masyarakat miskin.

“Penurunan dana transfer ini mempengaruhi pelayanan masyarakat. Kehadiran Pak Gubernur menjadi harapan besar bagi warga Tasikmalaya. Kami berharap, meskipun dalam keterbatasan keuangan, ada dukungan dari program-program Provinsi Jawa Barat,” ujar Viman.

Viman juga menyebut beberapa kebutuhan utama yang tengah diupayakan, seperti renovasi pasar dan kawasan strategis kota, pembangunan jalan pejalan kaki, serta perbaikan Stadion Wiradadaha dan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo. Selain itu, dia meminta dukungan untuk melanjutkan proyek Jalan Kusumaatmaja hingga Jalan Lingkar Utara senilai Rp 14 miliar, yang diharapkan menjadi akses utama menuju Tol Getaci nanti.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik, sejumlah daerah di Jawa Barat telah menunjukkan kemajuan dalam manajemen keuangan mereka, meskipun masih menghadapi tantangan. Studi kasus di beberapa kota telah menunjukkan bahwa kemandirian keuangan daerah dapat meningkatkan kualitas layanan publik dan memfokuskan pembangunan pada prioritas strategis. Grafik di bawah ini menunjukkan perbandingan pendapatan daerah yang meningkat setelah implementasi kebijakan kreativitas fiskal.

Dari semua narasi ini, satu hal yang pasti: keterbatasan dana bisa menjadi Dorong untuk inovasi. Tindakan Gubernur Dedi Mulyadi untuk mendorong mandiri dan rencana struktur pembangunan Jawa Barat menunjukkan komitmen yang kuat dalam menghadapi tantangan keuangan. Bagi Tasikmalaya dan daerah lain di Jawa Barat, saatnya untuk melihat keterbatasan bukan sebagai rintangan, tetapi sebagai peluang untuk tumbuh lebih kuat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan