Penyuluhan Label Nutri-Score Direncanakan Mulai Berlaku Tahun 2027

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang mempertimbangkan pelabelan nutri-level untuk produk makanan dan minuman. Tanda ini akan memberikan petunjuk kepada konsumen tentang pilihan makanan yang lebih sehat hingga yang mengandung gula, garam, atau lemak dalam jumlah tinggi.

Siti Nadia Tarmizi, Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, menjelaskan bahwa penggunaan label ini saat ini masih dalam tahap edukasi. Penerapannya belum wajib, sehingga perusahaan bisa memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan label tersebut.

Pemerintah sedang merencanakan aturan terkait label nutri-level, termasuk regulasi penanggulangan penyakit dan cara membaca informasi yang ada pada label tersebut.

“Ini adalah langkah untuk membantu masyarakat memahami informasi nutrisi. Misalnya, ketika melihat label nutri-level berwarna merah, artinya makanan tersebut mengandung gula dalam jumlah tinggi. Hal ini agar masyarakat lebih hati-hati dalam memilih makanan dan minuman,” kata Nadia saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

Nadia juga menyoroti bahwa makanan dengan level merah menunjukkan kandungan gula, garam, atau lemak yang tinggi. Jika sudah mengonsumsi makanan atau minuman dengan level merah, sebaiknya pilih makanan dengan kadar gula dan garam lebih rendah untuk konsumsi selanjutnya.

“Penting bagi masyarakat untuk sadar bahwa jika sudah mengonsumsi makanan level merah, maka jumlah konsumsi harus diatur. Jangan sampai melebihi batas yang sehat,” tambahnya.

Meski saat ini label nutri-level masih sukarela, pada tahun 2027 diharapkan akan menjadi wajib. Masa edukasi akan berlangsung selama dua tahun sebelum pelabelan ini diwajibkan.

“Setelah masa edukasi selama dua tahun, label nutri-level akan menjadi kewajiban. Ada juga masa grace period selama dua tahun untuk perusahaan agar bisa menyesuaikan diri,” ujar Nadia.

Untuk kadar bahan seperti gula dan garam, perusahaan bisa memilih secara sukarela untuk melaporkan dan menampilkan informasi tersebut pada label produk.

Dengan penerapan label nutri-level, diharapkan masyarakat akan lebih mudah dalam memilih makanan dan minuman yang sehat. Ini juga membantu dalam upaya penurunan prevalensi penyakit kronis yang terkait dengan pola makan tidak sehat.

Studi kasus menunjukkan bahwa negara-negara seperti Inggris dan Singapura sudah mengimplementasikan sistem pelabelan serupa, dengan hasil positif dalam mengurangi konsumsi makanan berlebihan gula dan garam. Hal ini membuktikan bahwa edukasi dan informasi yang jelas dapat mengubah perilaku makan masyarakat.

Pelabelan nutri-level bukan hanya tentang informasi, tetapi juga tentang kemudahan dalam mengambil keputusan yang lebih sehat. Dengan informasi yang lebih transparan, masyarakat dapat membuat pilihan yang lebih bijak untuk kesehatan mereka.

Memahami label nutri-level adalah langkah pertama menuju kehidupan yang lebih sehat. Marilah kita manfaatkan informasi ini untuk memilih makanan yang baik bagi tubuh, bukan hanya untuk kenyamanan, tetapi juga untuk kesehatan jangka panjang.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan