Israel Dapat Melanjutkan Serangan Jika Hamas Tidak Menjalankan Gencatan Senjata

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia akan mempertimbangkan untuk membolehkan Israel melanjutkan aksi militer di Jalur Gaza, apabila Hamas tidak menjalankan segala ketentuan yang ada dalam kesepakatan gencatan senjata. Ini diungkapkan dalam wawancara telepon dengan CNN pada Rabu (15 Oktober 2025) waktu setempat, yang dilaporkan oleh Anadolu Agency dan Al Arabiya pada hari berikutnya.

Trump tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan operasi militer jika Hamas tidak mematuhi perjanjian. “Saya akan mempertimbangkannya,” ujarnya ketika ditanya oleh CNN. Dia menambahkan bahwa Israel akan segera kembali ke Jalur Gaza jika diberi sinyal. “Jika Israel bisa masuk dan menghajar mereka habis-habisan, mereka akan melakukannya,” katanya.

Trump juga mengungkapkan bahwa ia harus menahan militer Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang ia sebut dengan nama panggilan “Bibi”. Dalam wawancara yang singkat itu, Trump mengatakan, “Apa yang terjadi dengan Hamas—itu akan segera diselesaikan.” Ia juga menekankan pentingnya pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup, tetapi menuntut Hamas untuk menyerahkan jenazah-jenazah sandera yang tewas dan melucuti senjata mereka.

Jika Hamas enggan untuk melucuti senjata, Trump sebelumnya pernah menegaskan bahwa “kami yang akan melucuti senjata mereka.” Kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang berlaku sejak Jumat (10 Oktober) lalu, mengharuskan Hamas menyerahkan total 48 sandera, yang terdiri dari 20 orang yang masih hidup dan 28 jenazah. Hamas telah menyerahkan semua sandera yang masih hidup kepada Israel melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Senin (13 Oktober) waktu setempat, sementara Israel membebaskan 1.968 tahanan Palestina sebagai imbalannya. Namun, dari 28 jenazah sandera yang masih berada di Gaza, Hamas hanya menyerahkan sembilan jenazah, salah satunya bukan jenazah sandera.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sebelumnya telah mengancam akan melanjutkan pertempuran jika Hamas tidak mematuhi perjanjian. Dalam pernyataannya, Katz mengatakan bahwa Israel, berkoordinasi dengan Amerika Serikat, akan melanjutkan pertempuran untuk mencapai kekalahan total Hamas. “Jika Hamas menolak untuk mematuhi perjanjian tersebut, Israel akan bertindak untuk mewujudkan kekalahan total Hamas, mengubah realitas di Gaza, dan mencapai semua tujuan perang,” katanya.

Berdasarkan data terbaru, negosiasi gencatan senjata di Gaza masih menghadapi tantangan. Analisis menunjukkan bahwa kemajuan dalam pembebasan sandera tergantung pada kemampuan Hamas untuk mematuhi ketentuan perjanjian. Studi kasus sebelumnya menunjukkan bahwa penundaan dalam pengambilan jenazah sandera sering menjadi poin kontroversi dalam perundingan serupa.

Dalam konteks ini, penting bagi semua pihak untuk tetap fokus pada pembebasan sandera dan pencarian solusi damai yang dapat diterima oleh semua belah pihak. Keterlibatan Amerika Serikat sebagai perantara juga menjadi faktor kunci dalam memastikan stabilitas di daerah konflik. Para pemerhati internasional tetap memantau perkembangan situasi ini dengan harapan bahwa solusi damai dapat dicapai segera.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan