Gula lebih berpotensi meningkatkan asam urat dibandingkan dengan konsumsi jeroan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Beberapa orang sering mengira bahwa makanan tinggi purin seperti jeroan, emping, atau makanan laut merupakan penyebab utama asam urat. Padahal, ada faktor lain yang sering diabaikan karena justru lebih berperan dalam peningkatan kadar asam urat dalam tubuh.

Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan, khususnya dari makanan dan minuman manis, memiliki kaitan yang lebih kuat dengan kenaikan asam urat dibandingkan makanan tinggi purin. Hal ini menunjukkan bahwa pola makan tinggi gula dapat menyebabkan asam urat tinggi bahkan pada orang yang jarang memakan jeroan.

Banyak yang tidak menyadari bahwa sebagian besar asam urat dalam tubuh berasal dari proses metabolisme purin di dalam tubuh sendiri. Tubuh setiap hari memecah dan memperbaiki sel-sel yang mengandung purin, yaitu komponen DNA dan RNA. Proses ini sendiri yang menghasilkan asam urat secara alami.

Menurut International Journal of Cardiology pada 2016, sekitar dua pertiga asam urat dalam darah berasal dari produksi internal tubuh, sedangkan sisa sekitar sepertiga dari makanan. Artinya, meski seseorang menghindari makanan tinggi purin, kadar asam urat tetap bisa meningkat jika tubuh tidak bisa membuang sisa metabolisme dengan baik, terutama melalui urin.

Konsumsi gula berlebihan tidak hanya meningkatkan kadar gula darah, tetapi juga memberi beban tambahan pada ginjal. Ketika kadar gula darah tinggi berlangsung lama, pembuluh darah kecil di ginjal (glomerulus) mengalami kerusakan. Akibatnya, ginjal menjadi kurang efektif dalam menyaring darah dan membuang asam urat.

Ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan asam urat melalui urin menyebabkan asam urat menumpuk di dalam darah. Saat kadarnya tinggi, asam urat berubah menjadi kristal di persendian dan menyebabkan rasa nyeri, bengkak, serta peradangan yang sering dikenal sebagai gout.

Gula tidak hanya ada di minuman manis, tetapi juga tersembunyi dalam berbagai makanan sehari-hari, seperti permen, es krim, biskuit, hingga makanan ringan kemasan. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, gula tambahan meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan merusak metabolisme tubuh.

Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan) sehari untuk orang dewasa. Idealnya, jumlah tersebut bisa dikurangi hingga setengahnya untuk kesehatan yang lebih optimal.

Membatasi asupan gula tidak berarti menghindarinya sepenuhnya, tetapi mengatur agar tidak berlebihan. Pilih makanan dengan label rendah gula, ganti minuman manis dengan air putih atau infused water tanpa pemanis, dan batasi makanan olahan yang sangat manis. Dengan langkah sederhana ini, kadar gula darah lebih terkontrol, fungsi ginjal tetap optimal, dan risiko asam urat dapat dihindari.

Asam urat tinggi dalam tubuh bukan hanya disebabkan oleh makanan tinggi purin. Tubuh memproduksi asam urat sendiri dalam jumlah besar, dan ketika fungsi ginjal terganggu, seperti akibat kadar gula darah tinggi karena konsumsi gula berlebihan, kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui urin menurun. Mengontrol asupan gula harian menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan ginjal dan menurunkan risiko asam urat. Jadi, daripada hanya menghindari jeroan dan makanan tinggi purin, lebih baik memantau seberapa banyak gula yang masuk ke tubuh setiap hari.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan