Gencatan Senjata Gaza: Israel Mengirimkan 90 Jenazah Warga Palestina

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Israel telah mengembalikan 45 jenazah warga Palestina kepada otoritas di Gaza sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku. Total, jumlah jenazah yang telah diserahkan oleh Israel mencapai 90.

Sumber AFP melaporkan, pada Rabu (15/10/2024), perjanjian gencatan senjata di Gaza yang diawali sejak Sabtu (10/10) ini didukung oleh Presiden AS Donald Trump. Tujuannya adalah untuk mengakhiri konflik yang sudah berkepanjangan selama dua tahun. Dalam kesepakatan ini, Israel setuju untuk menyerahkan 15 jenazah Palestina untuk setiap warga Israel yang meninggal dan jasadnya telah dikembalikan.

Selasa (14/10) lalu, tiga jenazah warga Israel dan satu jenazah tak dikenal – yang tidak termasuk korban sandera – dikembalikan. Sebelumnya, Senin (13/10), Hamas telah mengirimkan tiga jenazah warga Israel dan satu warga Nepal.

Proses pertukaran ini juga memungkinkan 20 sandera Gaza yang masih hidup dapat pulang ke rumah. Sebagai imbalan, hampir 2.000 tahanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel. Selain itu, perjanjian ini juga melibatkan perhentian serangan dan pengeboman.

Tetapi, masih terdapat 20 sandera lainnya yang tertahan di Gaza. Menghadapi tekanan domestik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengalami masalah dalam menegosiasikan pembebasan jenazah. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir bahkan mengancam untuk memotong pasokan ke Gaza jika Hamas tidak mengembalikan jenazah militer yang masih ditahan.

Sampai Rabu, jalur perbatasan Gaza-Mesir tetap tertutup, meskipun ada kemungkinan dibuka untuk konvoi bantuan. Israel meminta Hamas untuk pertama-tama mengembalikan jenazah sandera yang meninggal sebelum membolehkan akses lebih lanjut.

Pembebasan tahanan dan penukaran jenazah menjadi langkah penting dalam upaya damai yang masih sadar akan tantangannya. Ketahanan dan komitmen semua pihak akan menentukan sukses berakhirnya konflik ini.

Krisis di Gaza menunjukkan betapa kompleksnya pencarian solusi yang berkeadilan. Setiap langkah harus diimami oleh keberanian untuk berkompromi, bukan hanya untuk memenuhi tuntutan politik. Hanya dengan kerja sama penuh dan kehati-hatian, perdamaian yang tahan lama dapat tercapai.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan