Pemkot Surabaya Dituntut Waka DPRD untuk optimasi efisiensi dan pengelolaan etalase aset

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Kota Surabaya diimbau untuk melakukan revisi pada rencana anggaran setelah terungkap adanya kekurangan dana Tunjangan Keuangan Daerah (TKD) sebesar Rp 730 miliar untuk tahun 2026. Wakil Ketua DPRD Surabaya, Bahtiyar Rifai, mengemukakan bahwa pengelolaan yang lebih efisien diperlukan, terutama dalam pengelolaan biaya operasional sehari-hari.

Menurut Bahtiyar, banyak aset milik pemerintah seperti tanah dan bangunan yang belum dimanfaatkan dengan maksimal, bahkan sebagian di antaranya digunakan warga tanpa memberikan manfaat langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dia menyodorkan ide agar Pemkot Surabaya ciptakan platform digital berbentuk website, mirip etalase online, yang menampilkan informasi lengkap mengenai aset pemerintah, termasuk gambar, lokasi, dan harga.

“Seperti penjualan pakaian atau handphone di platform e-commerce. Saya harapkan ada website yang menampilkan foto aset, lokasi, dan harga, sehingga masyarakat tidak perlu lagi mencari informasi secara manual,” jelasnya. Dia juga menjelaskan bahwa warga bisa dengan mudah mengetahui detail aset, seperti luas tanah, harga, dan status kontrak melalui sistem online ini.

Selain memudahkan masyarakat, Bahtiyar menambahkan bahwa sistem digital ini dapat memfasilitasi pendataan aset secara otomatis, dari tingkat kelurahan hingga kota, tanpa perlu mengakses berkas fisik. Hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan transparansi dalam pengelolaan aset.

“Data aset akan difoto dan diajukan appraisal untuk menentukan nilai sewa, sehingga semua informasi terbuka dan tidak ada transaksi yang melibatkan calo,” katanya. Selain itu, Bahtiyar menekankan pentingnya pelatihan bagi camat dan lurah sebelum penerapan sistem ini. BPKAD Surabaya diharapkan memberikan bimbingan teknis tentang cara fotografi, pengunggahan data, dan pembaruan informasi aset.

“Pertama-tama harus membuat website terlebih dahulu, lalu ada proses pembaruan. Misalnya, jika awalnya aset berupa lahan semak yang sudah dibersihkan, maka harus difoto kembali agar masyarakat bisa melihat kondisi terkini,” ujarnya. Di akhir kata, Bahtiyar berharap inisiatif ini bisa menghidupkan kembali aset yang sebelumnya tidak produkif, sehingga dapat meningkatkan PAD Kota Surabaya.

Melalui langkah ini, Pemkot Surabaya dapat merespon tantangan keuangan dengan lebih cerdas, mengoptimalkan aset yang ada, dan meningkatkan keterbukaan informasi kepada masyarakat. Ini bukan hanya tentang mengatasi kekurangan dana, tetapi juga menciptakan sistem yang lebih efisien dan transparan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan