Manufaktur Indonesia Terus Berkembang di Tengah Guncangan Geopolitik

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sektor industri manufaktur di Indonesia telah menunjukkan performa yang positif meski dihadapkan dengan berbagai tantangan geoekonomi dan geopolitik secara global. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan sektor Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM) yang mencapai 5,60% (YoY) pada kuartal kedua tahun 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,12%.

Tri Supondy, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, menjelaskan bahwa sektor IPNM berkontribusi sebesar 16,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hal ini menguatkan peran manufaktur sebagai salah satu pilar utama perekonomian Indonesia.

Pada awal tahun 2025, tepatnya dari Januari hingga Agustus, nilai ekspor dari sektor IPNM mencapai US$ 147,95 miliar atau setara dengan Rp 2.441 triliun (dengan kurs Rp 16.500). Angka ini menempatkan kontribusi IPNM sebesar 79,92% dari total ekspor nasional yang mencapai US$ 185,13 miliar atau Rp 3.054 triliun.

Kepercayaan investor terhadap sektor manufaktur tetap tinggi, dengan realisasi investasi sebesar Rp 366,6 triliun pada semester pertama tahun 2025. Angka ini merupakan 38,88% dari total investasi nasional. Selain itu, sektor IPNM juga menyerap sebanyak 19,60 juta tenaga kerja, atau 13,45% dari total tenaga kerja nasional, hingga Februari 2025.

Optimisme pelaku usaha di sektor ini juga terlihat dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang mencapai 53,02 pada September 2025, serta Purchasing Managers Index (PMI) sebesar 50,4. Kedua indeks ini menunjukkan kecenderungan ekspansif yang dirasakan para pelaku usaha industri di negara ini.

Berdasarkan data World Bank, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$ 265,07 miliar. Pencapaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 secara global, peringkat ke-5 di benua Asia, dan posisi pertama di ASEAN.

Industri manufaktur Indonesia terus menunjukkan kinerja yang kuat, tidak hanya dalam pertumbuhan ekonomi tetapi juga dalam menarik investasi dan memberikan lapangan kerja. Dengan posisinya yang semakin menguat secara global, sektor ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi investasi asing serta kontributor signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Perlunya dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan swasta agar manufaktur terus berkembang dan menjadi motor utama perekonomian Indonesia di masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan