RI Mencabut Izin Impor Gula pada Tahun yang Berikut

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, mengonfirmasi rencana Indonesia untuk menghentikan impor gula konsumsi segera pada tahun depan. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam upaya mencapai kedaulatan pangan di negara ini. Saat ini, pencapaian produksi gula dalam negeri terus dilakukan secara maksimal. Berbagai daerah penghasil gula di seluruh Indonesia, seperti Jawa Tengah, Lampung, Jawa Timur, Sulawesi, dan Sumatera, sedang digalakkan untuk meningkatkan produksinya.

Menurut Amran, “Semoga dengan doa, gula kristal putih (white sugar) atau gula konsumsi bisa dihentikan impornya paling lambat tahun depan. Selanjutnya, target akan beralih ke gula rafinasi atau gula industri. Namun, prioritas utama tahun depan adalah menghentikan impor gula konsumsi,” ujarnya saat berada di Kantor Bapanas, Jakarta, pada hari Senin (13/10/2025).

Setelah gula konsumsi dihentikan impornya, Amran berencana untuk beralih fokus pada gula industri. “Gula konsumsi dulu, white sugar yang saat ini, kemudian gula industri. Ada tahapan yang jelas. Sekarang, gula white sugar sudah diatur dengan baik. Selanjutnya, kami akan bergerak ke industri,” tambahnya dengan tegas.

Tidak lama sebelumnya, Amran pernah memproyeksikan bahwa produksi gula nasional tahun ini akan mencapai 2,9 juta ton. Jika tercapai, angka tersebut akan menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Prediksi ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Tebu yang diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur, wilayah penghasil tebu utama di Indonesia, pada hari Rabu (11/6/2025).

“Diperkirakan produksi gula tahun ini mencapai 2,9 juta ton, dan angka ini merupakan yang tertinggi. Kita optimis bahwa swasembada gula akan segera tercapai. Saat ini, gula white sugar telah hampir mencukupi kebutuhan dalam negeri. Artinya, kita sedang menuju swasembada, tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga industri,” jelas Amran dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).

Produksi gula pada tahun 2024 tercatat mencapai 2,46 juta ton, naik 8,57% dibandingkan tahun 2023 yang hanya 2,27 juta ton. Sekarang, Kementerian Pertanian berfokus untuk mempercepat pencapaian swasembada gula dengan target gula konsumsi pada tahun 2028 dan gula industri pada tahun 2030.

Tim penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pengembangan varietas tebu tahan gempa dan perubahan iklim akan menjadi kunci utama dalam memastikan produksi gula berkelanjutan. Studi kasus di Lampung menunjukkan bahwa teknologi pengolahan modern dan manajemen lahan yang baik dapat meningkatkan produktivitas hingga 20%. Hal ini memberikan harapan yang besar bagi industri gula Indonesia.

Dengan pelatihan dan dukungan teknis yang terus berlanjut, petani di berbagai daerah penghasil gula diharapkan bisa meningkatkan produksi secara signifikan. Investasi dalam infrastruktur dan penelitian juga menjadi prioritas agar target swasembada gula dapat dicapai lebih cepat.

Indonesia memang memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain utama di pasar gula dunia. Dengan komitmen dan kerja sama antara pemerintah, petani, dan industri, kedaulatan pangan dalam sektor gula tidak lagi merupakan mimpi yang sulit dicapai. Setiap langkah yang dikerjakan sekarang akan membawa Indonesia lebih dekat ke visi menjadi negara yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan gula.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan