Distribusi MBG Berhenti Karena Dana Belum Cair, 3.477 Siswa di Tamansari Kota Tasikmalaya Terpengaruh

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejenak berjalan tidak seperti biasa. Mulai Senin tanggal 13 Oktober 2025, dapur SPPG yang berada di Kampung Sindangsono, Kelurahan Setiamulya, tidak lagi melayani seperti biasanya. Hal ini disebabkan karena dana bantuan pemerintah untuk program ini belum tersalurkan kepada penyelenggara.

Informasi tentang pengganyan sementara ini tersebar di kalangan ortu siswa melalui pesan WhatsApp. Dalam pesan itu, SPPG menyatakan bahwa kegiatan memasak dan pengaturan makanan akan berakhir sementara, dengan janji akan kembali beroperasi setelah ada informasi lebih lanjut. Alasan utama yang diberikan adalah keterlambatan pencairan dana dari pemerintah untuk program MBG periode ini.

Dari pengamatan di lokasi, sejak pagi hari dapur SPPG tampak sepi tanpa aktivitas memasak. Hanya petugas keamanan dan distributor yang terlihat menjaga di depan pintu dapur yang dikunci rapat. Hal ini menunjukkan bahwa produksi dan penyebaran makanan bergizi untuk ribuan penerima di wilayah tersebut telah dihentikan sementara.

Lisna, petugas dari SPPG Tamansari yang bekerja dengan Yayasan Tasela Bhakti Nusantara, mengonfirmasi bahwa kegiatan memasak dan distribusi makanan telah dihentikan sejak awal pekan ini. Ia menjelaskan bahwa penghentian ini akibat pencairan dana yang belum masuk ke rekening penyelenggara. “Hari ini dapur tidak beroperasi. Kapan kembali, tergantung kedatangan dana. Dulu boleh diestimasi, tapi sekarang tidak boleh. Kami sudah mengajukan permintaan sesuai jadwal dan prosedur,” tuturnya saat dihubungi melalui telepon.

Data menunjukkan bahwa SPPG ini melayani 3.477 anak, kebanyakan siswa TK dan PAUD. Sejak Senin, mereka tidak lagi menerima porsi makanan bergizi gratis. Hal serupa dialami oleh sekolah penerima. Rizkiana, guru TK SPS Taam Miqdarul Falah di Tamansari, menyampaikan bahwa sekolahnya menerima pemberitahuan resmi tentang penundaan distribusi. “Penerima MBG menurut data ada 50 anak—siswa dan santri. Kami diberitahu bahwa pengadaan makanan ditunda karena dana belum datang. Tidak ada batas waktu yang ditentukan. Biasanya makanan datang jam 10 pagi, tapi hari ini tidak ada. Akhirnya anak-anak beli makanan sendiri, dan orangtua sudah mengetahuinya,” ucapnya.

Kebutuhan akan dukungan gizi bagi anak-anak adalah penting, terutama bagi mereka yang bersekolah. Penundaan program MBG dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja belajar mereka. Oleh karena itu, pemberian dana yang tepat waktu menjadi sangat krusial agar layanan ini dapat berjalan lancar. Setiap penundaan dapat mengganggu rencana pembelajaran dan kesehatan anak-anak, especially ketika mereka tergantung pada program ini untuk mendapatkan porsi makanan sehat sehari-hari.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan