Distribusi MBG Terhenti Akibat Dana Belum Cair, 2.400 Siswa di Tamansari Kota Tasikmalaya Terpengaruh

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dioperasikan oleh salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, saat ini sedang mengalami penanganan sementara.

Sejak Senin, 13 Oktober 2025, kegiatan memasak dan distribusi makanan di dapur SPPG yang terletak di Kampung Sindangsono, Kelurahan Setiamulya, mengalami gangguan. Hal ini disebabkan karena dukungan dana pemerintah untuk periode ini belum diterima.

Berita tentang penangguhan ini awalnya tersebar melalui pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang berbagi informasi kepada orang tua siswa. Pesan tersebut menginformasikan bahwa seluruh aktivitas memasak dan distribusi makanan telah dihentikan sementara, dengan penjelasan bahwa program akan berlanjut sesudah ada pengumuman resmi selanjutnya.

Kondisi di lokasi menunjukkan bahwa dapur SPPG sedang tidak aktif. Tidak ada proses memasak seperti biasanya, dan hanya petugas keamanan serta seorang distributor yang tetap berada di depan pintu dapur yang dikunci rapat. Situasi ini mendorong beberapa ratusan penerima manfaat program MBG untuk tidak lagi menerima makanan bergizi secara gratis.

Lisna, salah satu petugas SPPG Tamansari yang bekerja di bawah Yayasan Tasela Bhakti Nusantara, mengonfirmasi bahwa semua kegiatan telah dihentikan sementara sejak awal pekan. Ia menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena dana bantuan dari pemerintah belum masuk ke rekening yang ditujukan. “Kami baru saja tidak beroperasi hari ini. Tidak pasti sampai kapan kegiatan akan dilanjutkan, semuanya tergantung pada kedatangan dana. Walaupun sebelumnya bisa diestimasi, sekarang harinya tidak bisa lagi. Kami telah mengajukan permohonan sesuai jadwal dan prosedur yang berlaku,” ujarnya saat dihubungi telepon.

Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah penerima manfaat program MBG di bawah SPPG ini mencapai 3.477 anak, dengan mayoritas di antaranya merupakan siswa di jenjang TK dan PAUD. Sejak Senin, mereka tidak lagi menerima makanan bergizi gratis seperti biasa.

Sekolah yang terlibat dalam program ini juga merasakan dampaknya. Rizkiana, seorang guru TK di SPS Taam Miqdarul Falah, Tamansari, menjelaskan bahwa sekolahnya memiliki 50 anak penerima MBG. Ia menerima pengumuman resmi bahwa distribusi makanan sementara dihentikan. “Kami diberi tahu bahwa distribusi akan dihentikan sementara karena dana belum turun. Tidak ada informasi tentang waktu pasti ketika akan dilanjutkan. Biasanya makanan sudah tiba jam 10 pagi, tetapi hari ini tidak ada. Akhirnya anak-anak harus membeli makanan sendiri, dan orang tua juga telah diberi tahu,” kata Rizkiana.

Data terbaru menunjukkan bahwa program MBG sangat penting bagi keluarga dengan siswa di tingkat usia dini. Menurut studi terbaru, program seperti ini membantu mengurangi angka stunting pada anak-anak. Namun, penanganan sementara ini membahayakan ketersediaan makanan bergizi bagi ratusan anak yang bergantung pada program ini. Ini mengingatkan kita bahwa dukungan dana yang tepat waktu sangat krusial untuk menjaga kelanjutan program sosial yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah harus memastikan bahwa pengalokan dana dilakukan dengan cepat dan transparan untuk menghindari masalah serupa di masa depan. Program MBG tidak hanya tentang memenuhi kebutuhan gizi anak, tetapi juga tentang mengamankan masa depan generasi berikutnya. Mari kita berpartisipasi dalam mengawasi dan mendukung program sosial agar tidak terjadi kesulitan seperti ini lagi. Ketahanan gizi anak adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan