Macron Menunjuk Sebastien Lecornu Sebagai Perdana Menteri Prancis Baru

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah memutuskan untuk meneruskan Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri, setelah Lecornu mengundayakan diri dari posisi tersebut beberapa hari sebelumnya dalam kondisi krisis politik yang melanda Prancis. Meski pemerintah dan oposisi berharap akan muncul wajah baru dalam pemerintahan untuk memecahkan kebuntuan yang berlangsung selama beberapa bulan akibat masalah anggaran penghematan, Macron memilih untuk mengangkat ulang Lecornu.

Dari istana kepresidenan, Elysee Palace, pernyataan resmi mengatakan bahwa Presiden republik telah mengangkat Sebastien Lecornu kembali menjadi perdana menteri dengan tugas untuk membentuk pemerintahan baru. Pemilu yang diadakan Macron sebelumnya untuk mengukuhkan kekuasaannya malah berakibat pada parlemen yang tidak seimbang dan kebalikan dari yang diharapkan, yaitu keberadaan kursi tambahan untuk sayap kanan ekstrem.

Lecornu, melalui pernyataan di platform media sosial X, menyatakan bahwa ia menerima tugas tersebut karena perasaan kewajiban dan membutuhkan solusi untuk mengakhiri krisis politik di Prancis. Ia bertekad akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menyusun anggaran negara pada akhir tahun ini. Selain itu, ia menegaskan bahwa pemulihan keuangan publik tetap menjadi prioritas utama bagi masa depan Prancis. Lecornu juga memperingatkan semua pihak yang ingin bergabung dalam pemerintahan bahwa mereka harus melepas ambisi kepresidenan mereka untuk pemilu tahun 2027.

Macron, yang saat ini menghadapi krisis domestik terburuk sejak memulai masa kepresidenan pada tahun 2017, belum memberikan tanggapan publik mengenai penunjukan ulang Lecornu. Keputusan ini menuai kecaman dari berbagai pihak. Jordan Bardella, pemimpin partai sayap kanan National Rally, menyebutnya sebagai “lelucon buruk” dan berjanji akan segera memaksa pemungutan suara untuk kabinet baru. Partai Sosialis, yang berperan sebagai swing group dalam parlemen, menyatakan bahwa mereka belum mencapai kesepakatan dengan Lecornu dan akan mencabut dukungan jika reformasi pensiun tahun 2023 yang menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun tetap dilaksanakan.

Dalam konteks politik Prancis yang saat ini sulit, penunjukan ulang Lecornu oleh Macron menunjukkan upaya untuk stabilitas, meskipun pilihan ini tidak menerima dukungan yang luas. Kebuntuan politik yang dihadapi Prancis saat ini mengungkapkan kebutuhan akan solusi yang lebih luas dan inklusif untuk mengatasi krisis yang berkepanjangan. Krisis ini tidak hanya berdampak pada keuangan negara, tetapi juga pada kepercayaan warga terhadap sistem politik yang ada. Perlu adanya dialog yang lebih efisien antar partai politik untuk menemukan jalan keluar dari situasi ini.

Satu-satunya jalan keluar dari kebuntuan politik saat ini adalah dengan kemampuan Macron dan Lecornu untuk membentuk pemerintahan yang lebih inklusif dan bekerja sama dengan berbagai pihak di parlemen. Mereka harus dapat menyusun anggaran yang memuaskan dan memulihkan kepercayaan publik. Hal ini bukan hanya tentang pemilihan strategis, tetapi juga tentang kewajiban untuk memastikan kepentingan rakyat menjadi prioritas utama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan