Kronologi Penemuan Jenazah Wanita dan Bayi di Musala Terminal Kalideres

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Jakarta barat, seorang wanita bernama H berusia 38 tahun ditemukan meninggal bersama bayinya setelah melahirkan sendiri di Musala Terminal Kalideres. Korban memiliki pekerjaan sebagai tukang urut untuk para sopir di terminal tersebut.

Menurut Revi Zulkarnaen, kepala terminal, wanita itu bekerja sebagai tukang pijat bagi para sopir. Insiden tragis ini terjadi pada siang hari Kamis tanggal 9 Oktober 2025. Korban melahirkan sendiri tanpa meminta bantuan siapa pun, dan tidak ada orang yang tahu akan keadaannya.

Setelah proses persalinan, wanita itu keluar dari toilet sambil mendorong gerobak dan langsung menuju mushalla. Kehadirannya di tempat tersebut tidak menimbulkan keraguan karena orang-orang di terminal sudah terbiasa melihatnya setiap hari.

Di dalam musala, korban ditemukan pingsan dengan celana berdarah. Saat beberapa orang menyadari keadaan seriusnya, wanita tersebut sudah tidak bisa berbicara. Seorang saksi segera melaporkan kejadian ini ke petugas Dishub, yang kemudian melaporkan ke Polsek Kalideres. Pihak terminal juga berkoordinasi dengan puskesmas untuk menangani korban dan bayinya.

Bayinya yang baru saja lahir tidak ditemukan langsung di samping korban. Setelah pengecekan, bayi tersebut ditemukan di tempat sampah. Revi menjelaskan bahwa korban meninggal sebelum polisi tiba di lokasi karena kehilangan banyak darah akibat pendarahan pascamelahirkan.

Kapolsek Kalideres, Kompol Arnold Julius Simanjuntak, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jenazah ibu dan bayi kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kasus ini mengungkapkan betapa pentingnya dukungan sosial dan akses kesehatan bagi wanita hamil. Insiden ini juga menegaskan bahwa kesulitan dalam menghadapi persalinan dapat berakibat fatal jika tidak mendapat bantuan tepat waktu. Perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap kondisi wanita yang melahirkan sendiri perlu ditingkatkan untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Kekuatan seorang wanita dalam menghadapi tantangan hidup tidak dapat diragukan, tetapi dukungan dari lingkungan dan aksesibilitas layanan kesehatan adalah kunci untuk menjamin keselamatan ibu dan bayi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan