Gus Ipul Muncul di Lokasi Ponpes Ambruk untuk Mendukung Santri Korban

Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, yang lebih dikenal sebagai Gus Ipul, bersama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND), melakukan kunjungan kepada Syaifur Rosi Abdillah, salah satu santri yang terdampak oleh runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran. Tempat ini terletak di Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Rosi saat ini sedang dalam perawatan untuk memulihkan diri setelah satu kakinya harus diamputasi akibat kepalamannya tertimpa reruntuhan bangunan. Kunjungan Gus Ipul berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB.

Gus Ipul duduk di samping tempat tidur Rosi dan berbincang hangat dengan Rosi serta keluarganya. Dalam kunjungan tersebut, Gus Ipul memastikan bahwa seluruh kebutuhan Rosi akan terpenuhi, termasuk layanan kesehatan, pendampingan sosial, dan jaminan pendidikan untuk memastikan masa depannya tetap terjaga.

“Alhamdulillah, kondisi adik kita Rosi terus membaik. Semangatnya luar biasa,” ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025). Ia menambahkan, “Ia adalah contoh keteguhan hati anak muda yang tidak menyerah pada keadaan.”

Menurut Gus Ipul, berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, seluruh unsur pemerintah harus bekerjasama dalam menangani dampak musibah ini, melibatkan kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah. “Presiden berpesan agar semua bergerak bersama. Ada Kemensos, Kemenko PMK, BNPB, Basarnas, Pemerintah Daerah, hingga Komisi Nasional Disabilitas,” kata Gus Ipul. “Semua hadir untuk memastikan korban tidak sendirian,” tambahnya.

Kemensos berkoordinasi dengan Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo untuk memberikan dukungan perlindungan sosial, termasuk bantuan sekolah, kebutuhan pokok, dan jaminan kesehatan. Setelah fase darurat, Kemensos juga menyiapkan rehabilitasi sosial agar Rosi dan keluarganya dapat beradaptasi dengan kehidupan baru. “Yang paling penting adalah semangat anaknya tetap hidup, dan keluarga siap menerima serta mendukung. Rehabilitasi sosial tidak hanya fisik, tapi juga hati dan lingkungan,” ujar Gus Ipul.

Dalam kesempatan yang sama, Komisioner KND Jonna Aman Damanik menegaskan bahwa kedisabilitasan bukanlah akhir dari perjalanan hidup. Jonna memastikan bahwa negara akan hadir untuk menjamin masa depan korban tetap terbuka lebar. “Kami memastikan proses rehabilitasi dan intervensi medis tidak membuat masa depan anak-anak terhambat, justru harus menjadi lebih baik,” ujar Jonna.

Jonna juga menegaskan bahwa korban akan mendapatkan bantuan kaki palsu fungsional, yang tidak hanya sekadar alat bantu, tetapi benar-benar mampu mengembalikan mobilitas dan kepercayaan diri. “Kalau dik Rosi kehilangan kaki kiri, maka tugas kami adalah memastikan alat bantu yang tepat untuk mengurangi hambatan itu. Setelahnya, akan ada pelatihan adaptasi tubuh dan mobilitas agar ia bisa kembali beraktivitas dengan percaya diri,” jelas Jonna.

Pembuatan kaki palsu akan berlangsung selama tiga bulan dengan pendampingan penuh dari Sentra Rehabilitasi Sosial Kemensos. Bangunan Ponpes Al-Khoziny roboh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, ketika para santri tengah menunaikan salat Asar. Dugaan sementara, beban lantai empat yang baru dicor menyebabkan struktur pondasi tidak kuat menahan tekanan sehingga ambruk hingga lantai dasar.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi semua pihak untuk menyatukan tenaga dan memberikan dukungan yang optimal. Rehabilitasi fisik dan mental harus dijaga dengan baik agar korban dapat banyak kembali beraktivitas dengan penuh keyakinan diri. Dukungan dari keluarga dan masyarakat juga menjadi faktor kunci dalam proses pemulihan yang berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page