ASN di Bengkulu Meminta Maaf Setelah Viral Injak Al-Qur’an dalam Kasus Penuduhan Selingkuh

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang pegawai negeri sipil dengan inisial VA di Kepahiang, Bengkulu, mengaku bersalah setelah video yang menampilkan aksi menginjak Al-Qur’an menjadi viral di media sosial. Dalam video berdurasi 54 detik, terlihat seorang wanita melakukan aksi tersebut karena merasa frustrasi dengan tuduhan selingkuh yang terus-menerus.

“Saya sudah bosan dengan tuduhan-tuduhan yang terus-menerus. Aku lelah, sehingga aku menginjak Al-Qur’an ini untuk membuktikan bahwa aku tidak selingkuh ataupun bersalah. Jika aku salah, aku akan menerima hukum yang layak,” kata VA dalam rekaman tersebut.

Mengakui kesalahannya, VA mengungkapkan bahwa saat melakukan aksi itu, dia sedang dalam kondisi emosional yang tidak stabil. “Saya mengaku telah menginjak Al-Qur’an saat bersumpah. Pada waktu itu, saya sedang sakit dan tertekan karena masalah pribadi. Saya minta maaf atas kesalahan yang telah saya lakukan,” ucapnya dalam keterangan video yang dikirimkan ke detikSumbagsel.

VA juga menjelaskan bahwa aksi tersebut dilakukan untuk membuktikan kebersihan namanya, meskipun cara yang dipilihnya sangat salah. “Saya memohon maaf sekali lagi atas kesalahan yang telah saya lakukan,” tambahnya.

Pelaku aksi ini masih belum diyakinkan untuk dipublikasikan kembali. Namun, kasus ini menjadikan pembahasan panjang di masyarakat. Banyak orang yang mendorong penyelesaian yang adil dan penegakan hukum yang tepat.

Menurut data terbaru, kasus-kasus yang melibatkan penistaan agama cenderung meningkat, terutama di daerah-daerah yang memiliki komposisi beragam. Pemerintah setempat sebaiknya meningkatkan upaya penyuluhan tentang pentingnya menghormati agama dan nilai-nilai keagamaan.

Studi kasus serupa di daerah lain menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi hukum dan moral sangat penting. Pendidikan agama dan etika harus diintegrasikan lebih dalam dalam kurikulum serta program masyarakat agar kasus seperti ini dapat dihindari.

Jika ada yang merasa terbebani dengan tuduhan atau masalah pribadi, sebaiknya mengajukan bantuan ke pihak terkait seperti pejabat pemerintahan, lembaga keagamaan, maupun jaringan dukungan mental. Solusi damai dan hukum adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah, bukan dengan tindakan yang hanya akan menambahkan konflik.

Masyarakat diharapkan dapat belajar dari peristiwa ini. Semua orang harus selalu menjaga kebersihan hati dan tidak pernah menggunakan agama sebagai alat untuk membuktikan kekuasaan atau kebenaran. Hiduskan diri untuk selalu berbuat baik dan menghormati setiap perbedaan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan