Gadis 23 tahun meninggal karena menolak kemoterapi akibat ibu yang anti medis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Peristiwa duka yang melanda keluarga Shemirani di Inggris, di mana Paloma Shemirani, gadis berusia 23 tahun, menjalani akhir hidupnya setelah menolak pengobatan standar kemoterapi. Ia menggantinya dengan terapi alternatif yang ekstrim, yaitu coffee enema lima kali sehari. Keputusan ini dipengaruhi oleh ibunya, Kate Shemirani, yang dikenal sebagai penggemar teori konspirasi kesehatan.

Paloma didiagnosis dengan limfoma non-Hodgkin pada 2023. Dokter menilai bahwa penyakitnya dapat diobati, dengan kemoterapi ia memiliki peluang sembuh mencapai 80 persen. Namun, Paloma memilih jalan lain dan akhirnya meninggal dunia tahun lalu akibat serangan jantung, yang disebabkan oleh tumor besar yang mengganggu saluran pernapasannya.

Kate Shemirani, mantan perawat yang lisensinya dicabut pada 2021 karena menyebarkan informasi anti-vaksin, memainkan peran penting dalam keputusannya. Ia sendiri sempat mengalami kanker payudara dan mengaku sembuh melalui terapi Gerson, yang melibatkan diet vegan ketat, jus alami, suplemen, dan enema kopi. Terapi ini tidak diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dan organisasi kanker besar mengingatkan risiko seriusnya.

Dalam sidang penyelidikan, koroner Catherine Wood menyatakan bahwa pengaruh Kate terhadap Paloma memberikan dampak pada kematiannya, meskipun tidak melanggar hukum. Koroner juga mencatat bahwa kecurigaan Kate terhadap kedokteran Barat mungkin telah menanam keraguan dalam pikiran Paloma tentang diagnosisnya. Gabriel, saudara kembar Paloma, secara terbuka menyalahkan ibunya, menyatakan bahwa ia menghalangi Paloma untuk menerima perawatan yang tepat.

Penolakan terhadap pengobatan medis yang teruji dan kepercayaan pada terapi alternatif tanpa bukti ilmiah memang sering kali berdampak fatal. Kasus Paloma Shemirani menjadi peringatan penting bagi masyarakat tentang pentingnya mematuhi rekomendasi medis dari ahli kesehatan yang terpercaya. Ketika menghadapi penyakit serius, keputusan seputar pengobatan harus didasarkan pada fakta ilmiah, bukan pada teori konspirasi atau metode yang belum terbukti.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan