Anies Diskutusi Potensi Pemuda dan Sentuhan tentang Citayam Fashion Week di Dukuh Atas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Anies Baswedan mengungkapkan pandangan tentang peran generasi muda dalam mengubah masa depan Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengemukakan bahwa meskipun pemuda masih muda dan kurang berpengalaman, mereka memiliki daya gergaji untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Pendapat tersebut disampaikan saat peluncuran buku Leadership XYZ di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada Rabu malam (8/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Anies mendorong para pemuda agar tidak menyangkal kekurangan pengalaman mereka, melainkan menawarkan visi untuk masa depan. “Anak muda tidak memiliki masa lalu, tetapi mereka memiliki masa depan,” ujarnya. Anies menambahkan, ketika lulusan universitas ditanya tentang pengalaman di wawancara kerja, mereka dapat menjawab dengan percaya diri, “Kalau Bapak ingin orang berpengalaman, cari yang lebih tua. Tapi jika Bapak ingin masa depan, pilih saya.”

Anies memberikan contoh tentang trotoar di terowongan Jalan Kendal, Dukuh Atas, yang diubah anak muda menjadi catwalk moda, kemudian menjadi viral di media sosial. Inisiatif ini dikenal sebagai “Citayam Fashion Week.” Menurutnya, anak muda memiliki kekuatan untuk melihat hal-hal dengan sudut pandang baru yang belum terlihat sebelumnya. “Jangan menyepelekan kekuatan pemuda dalam melihat potensi yang tak terbayangkan,” katanya.

Buku Leadership XYZ ditulis oleh tiga penulis dari generasi berbeda: Anies (Generasi X), Dedi Wijaya (Generasi Y), dan Sarah Ardiwinata (Generasi Z). Anies menjelaskan bahwa buku ini bukan untuk membahas perbedaan antar generasi, melainkan untuk menunjukkan pentingnya dialog lintas generasi dalam membangun kebijaksanaan baru. “Kepemimpinan bukan tentang siapa lahir lebih dulu, melainkan siapa yang mau mendengar,” sambungnya.

Anies pertama kali bertemu Dedi pada 2011 di Tanimbar, Maluku, dan bertemu Sarah saat acara Desak Anies di Bandung pada November 2023. Saat itu, Sarah menceritakan pengalamannya sebagai aktivis pendidikan yang pernah menghapus Masa Orientasi Siswa (MOS) saat Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anies terkesan dengan pandangan Sarah dan melihat potensi yang ada padanya.

Pada Januari 2024, Sarah bergabung dengan tim Anies untuk membantu kampanye Pilpres 2024, bersama Dedi yang sudah lebih dulu menjadi anggota tim. Ketiganya kemudian berdiskusi dan menukar pikiran, hingga akhirnya ide menulis buku tentang kepemimpinan muncul spontan. “Lucu juga kalau tiga ketua OSIS dari generasi berbeda menulis buku bersama tentang kepemimpinan,” kata Sarah.

Dedi mengungkapkan bahwa buku ini juga didedikasikan untuk almarhum Syafiq Basri, seorang dosen dan wartawan yang pernah menginspirasi Dedi dengan pesan, “Mas Dedi, zaman sekarang banyak cerita dari anak muda.” Dedi harapkan sebagian pemikiran Syafiq Basri tercantum dalam buku ini. Sampul belakang buku menyampaikan bahwa buku ini mengajak pembaca untuk memimpin diri, orang lain, dan melintasi generasi.

Generasi muda memang sering dianggap kurang berpengalaman, tetapi justru ini menjadi kekuatan mereka. Dengan visi dan inovasi, mereka bisa mengubah dunia dengan cara yang tak terduga. Marilah kita mendengarkan dan memanfaatkan potensi mereka untuk mendorong perkembangan yang lebih maju.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan